Universitas Airlangga Official Website

Kabinet Cakra Manggala, Langkah Semangat Baru BEM FKP UNAIR 

Presiden BEM FKP 2025 Muhammad Rizqi Hidayat dan Wakil Presiden BEM FKP 2025 Elfira Primandani. (Foto: Dok Narasumber)

UNAIR NEWS – Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR) resmi memiliki nakhoda baru dalam kepemimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2025. Muhammad Rizqi Hidayat dan Elfira Primandani telah terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden BEM FKP UNAIR. Dalam kepengurusannya itu, mereka siap membawa semangat baru melalui kabinet bertajuk Cakra Manggala.

Kabinet Cakra Manggala memiliki filosofi mendalam. Kiki, panggilan akrab presiden BEM, mengatakan bahwa nama kabinet tersebut lahir dari filosofi yang dalam. Kata cakra berasal dari bahasa Sansekerta, yang melambangkan kekuatan dan pergerakan tanpa henti. Sementara manggala, berarti keberuntungan, kebahagiaan, dan kebaikan. 

“Secara garis besar, seperti roda yang terus berputar untuk menjaga keseimbangan dan pergerakan. Nama ini menggambarkan pemimpin yang dinamis dan berwibawa, mampu menjadi pusat penggerak yang membawa keberkahan dan arah positif bagi tim serta lingkungannya,” jelasnya melalui wawancara pada Kamis (26/12/24). 

Alumnus pondok pesantren Al-Hikam itu juga membeberkan lima misi utama dalam kepemimpinannya, yaitu memaksimalkan program kerja berbasis inovasi, menjadi wadah pengembangan soft skill dan hard skill mahasiswa, membangun solidaritas Organisasi Mahasiswa (Ormawa), menciptakan kepemimpinan responsif, serta mengoptimalkan peran mahasiswa dalam mendukung kebebasan berekspresi dan kepekaan terhadap isu sosial.

“Kami menyusun misi atau program kerja selaras strategi dan target. Selain itu, kami lebih mendorong kolaborasi antar departemen juga Badan Semi Otonom (BSO) agar dapat memastikan komitmen seluruh anggota dalam menjalankan setiap kegiatan,” tutur Presiden BEM FKP tersebut. 

Di bawah kepemimpinan Kiki dan Elfira, salah satu program kerja unggulan yang mereka usung akan berfokus pada pengabdian masyarakat sebagai implementasi nilai Tridharma Perguruan Tinggi. “Kami berupaya mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui kegiatan yang relevan di dalam fakultas dan berdampak luas,” tambah Kiki.

Untuk membangun kerja sama solid, keduanya berkomitmen pada strategi komunikasi yang efektif dan pelibatan aktif seluruh pihak dalam pengambilan keputusan. “Kami sediakan ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan kritik dan saran, mengikutsertakan mereka dalam setiap program kerja. Sementara dengan dosen dan pihak fakultas, akan secara profesional maupun kolaboratif, baik sebagai pembimbing, pengawas, dan narasumber,” sambungnya. 

Dalam masa kepemimpinan ini, Kiki berharap dapat membawa perubahan positif. “Kami ingin menjadikan BEM sebagai rumah bagi mahasiswa menyampaikan aspirasi dan ide tanpa rasa takut. Hubungan erat antara mahasiswa, dosen, dan pihak fakultas adalah kunci untuk menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan kolaboratif,” ujarnya.

Penulis: Nur Khovivatul Mukorrobah
Editor: Edwin Fatahuddin Ariyadi Putra