Universitas Airlangga Official Website

Orang Ilmu Politik, Mengurusi Pangan

Seringkali ada lulusan Perguruan Tinggi yang kecewa karena program studi atau prodi yang diambil ketika kuliah ternyata susah untuk mencari pekerjaan. Padahal dalam kenyataannya sebuah kesempatan kerja itu tidak selalu linier dengan program studi sebab yang diinginkan oleh dunia kerja adalah lulusan yang memiliki “trait” atau sifat-sifat “Kejujuran” atau Honesty; “Kesederhanaan”atau Humble, “Cepat Bertindak; Responsif” atau Agile; mampu menganalisa sesuatu dan menemukan solusi atas sebuah masalah, tahan banting, bersedia meniti karir dari nol dsb. Karena itu jangan heran kalau ada lulusan Universitas yang fokus pada bidang pertanian namun bekerja di dunia perbankan. Namun, memang seseorang lulusan itu lebih senang bila pekerjaan yang digeluti itu sesuai dengan bidang studi ketika dia kuliah dulu.

Adalah junior saya saudara Awaludin Iqbal, lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNAIR jurusan Ilmu Politik angkatan 1989 (sedangkan saya angkatan 1973 FE UNAIR atau sekitar 16 tahun dibawah saya) saat ini menduduki jabatan penting yaitu sebagai Pimpinan Perum Bulog (Badan Urusan Logistik) Kantor Wilayah Jawa Timur. Saya menyebutnya penting, karena Bulog Jawa Timur itu adalah Bulog Tipe A atau yang paling unggul dijajaran Bulog nasional. Itu karena Bulog Jatim berada di propinsi yang menjadi salah satu lumbung pangan atau “rice bowl” terbesar di nusantara ini dimana menyumbang sekitar 30-35% pengadaan beras nasional dan secara rutin men-supply beras ke luar Jawa. Saya kebetulan pernah menjadi Kepala Humas di Bulog Jatim ini tahun 1980 an dimana saudara Iqbal kala itu masih menjadi staf.

Meskipun saudara Iqbal lulusan FISIP untuk ilmu politik namun dia berhasil menduduki jabatan-jabatan penting mulai dari awal atau “from the scratch” – dari seorang staf, lalu naik menduduki jabatan-jabatan pimpinan di Dolog atau Depot Logistik (dulu Dolog itu merupakan Bulog yang ada di suatu propinsi, sedangkan di kabupaten bernama Sub-Dolog) Jakarta, di Kantor Pusat Bulog Jakarta, di Kalimantan Selatan sampai di Jawa Timur ini. Tapi jangan dianggap bahwa ilmu politik yang digelutinya semasa kuliah di FISIP UNAIR itu tidak ada hubungannya dengan pangan, sebab ilmu politik itu bisa menyangkut “politik ekonomi”, “politik pangan”, “Strategi mempertahankan keamanan pangan” atau Food Security dsb.

Tugas dan kewajiban saudar Iqbal saat ini sangat penting dan strategis mengingat pemerintahan baru pak Prabowo ini memiliki salah satu program utama yaitu soal keamanan pangan dan memberikan makanan bergizi secara gratis kepada anak-anak sekolah.

Tugas saudara Iqbal di bidang food security ini sangat krusial karena dia harus menjamin: 1). Tersedianya pangan yang cukup bagi rakyat banyak dengan harga layak; 2). Melindungi kepentingan produsen maupun konsumen beras; dan 3). Meningkatkan mutu gizi rakyat.

Komoditas beras merupakan komoditas strategis mengingat bahwa harganya yang sering fluktuatif, produksi beras hanya terkonsentrasi di wilayah tertentu yaitu Jabar, Jateng, Jatim, Bali dan Sulsel; sementara konsumsi nya itu merata seluruh nusantara. Tambahan pula produksi beras itu fluktuatif karena rentan terhadap perubahan cuaca dan bencana alam dan produksinya berada di tangan jutaan petani yang memiliki lahan sangat terbatas. Karena kondisi seperti inilah Indonesia menjadi negara importir beras yang besar, sekitar 1,5 juta – 3,5 juta ton beras di impor dari luar negeri seperti Thailand, Vietnam dan India.

Karena itulah ilmu politik yang dipelajari saudara Iqbal juga penting bagi dia dalam memimpin lembaga pangan strategis di Indonesia karena dia harus bisa menjamin tercapainya keamanan pangan atau food security, menjamin kecukupan pangan untuk rakyat banyak agar tidak terjadi situasi chaos di negeri ini.

Sebagai senior, saya hanya mengucapkan bangga kepada saudara Iqbal yang menduduki jabatan penting di lembaga negara yang mempunyai tugas strategis dengan iringan doa semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepadanya dalam menjalankan amanat negara itu. Keberhasilan saudara Iqbal akan menjadi motivasi yang penting bagi generasi muda lulusan UNAIR.