Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa BBK UNAIR Inisiasi Program Mitigasi Bencana Alam di Mojokerto

Foto bersama warga setelah pemasangan biopori. (Foto: Tim KKN BBK)
Foto bersama warga setelah pemasangan biopori. (Foto: Tim KKN BBK)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Belajar Bersama Komunitas (BBK) 5 Universitas Airlangga (UNAIR) ciptakan program BERIBU. BERIBU atau Bersama Buat Biopori untuk Bumi terlaksana di Desa Belik, Kecamatan Trawas, Kabupatren Mojokerto pada Selasa (14/1/2025). Program tersebut bertujuan mengurangi sampah organik, melakukan pengomposan, serta mitigasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Biopori adalah sebuah lubang silindris yang tertanam di dalam tanah secara vertikal. Tujuannya untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan pupuk kompos. Sampah organik yang tertimbun pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.

Dalam BERIBU, mahasiswa KKN-BBK 5 UNAIR yang beranggotakan dari berbagai fakultas dan program studi melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung secara door to door. Kemudian, dilanjutkan dengan pemasangan biopori di rumah warga tertentu.

Proses pemasangan biopori pada salah satu rumah warga. (Foto: Tim KKN BBK)
Proses pemasangan biopori pada salah satu rumah warga. (Foto: Tim KKN BBK)

Muhamad Nur Khamim selaku ketua KKN-BBK 5 UNAIR Desa Belik menyampaikan bahwa program ini tidak terlepas dari tantangan dan kendala. Dalam pemasangan biopori, beberapa tanah yang keras berbatu dan terdapat akar besar yang mengharuskan kelompok untuk mencari lagi lahan yang sesuai.

“Walaupun program ini mendapatkan banyak tantangan seperti kita harus berjalan keliling desa untuk menemui warga dan beberapa masalah lain. Seperti kondisi tanah yang galiannya susah karena banyak bebatuan. Akan tetapi, kami tetap semangat menyelesaikannya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Khamim mengatakan bahwa kegiatan door-to-door bertujuan mengedukasi warga tentang manfaat biopori dalam mengurangi sampah organik dan mitigasi bencana. Selain itu, juga berfungsi sebagai sarana mempererat silaturahmi antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Meskipun kegiatan ini memerlukan fisik yang cukup kuat, tetapi hal tersebut justru menjadi kesempatan berharga untuk lebih mengenal kehidupan sehari-hari warga desa. Pasalnya, kelompok harus berjalan mengelilingi desa untuk mendatangi rumah-rumah warga tertentu. “Proses menggali tanah untuk pemasangan biopori pun menjadi tantangan tersendiri, dengan waktu yang dibutuhkan sangat bergantung pada jenis tanah yang digali,” imbuhnya.

Koordinator program ini, Muhammad Mulidi Arrohman menyampaikan harapanya atas berjalannya program ini. “Kami berharap agar masyarakat desa Belik menjadi lebih peduli terhadap pengelolaan sampah organik. Seperti sampah dapur, dedaunan kering, serta jenis sampah organik lainnya,” katanya. Melalui kegiatan ini, ia juga berharap masyarakat desa akan lebih menyadari pentingnya mitigasi bencana alam.

Penulis: Kelompok KKN-BBK 5 Desa Belik, Trawas, Mojokerto

Editor: Yulia Rohmawati