UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan komitmennya sebagai institusi pendidikan global dengan menerima kunjungan Marc Gerritsen, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN. Acara yang berlangsung pada Kamis (16/1/2025) itu bertempat di Ruang Majapahit, Gedung ASEEC, Kampus Dharmawangsa-B, UNAIR. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Airlangga Global Engagement (AGE) sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan akademik dan kolaborasi internasional.
Peluang Melanjutkan Studi di Belanda
Dalam sambutannya, Marc Gerritsen menyoroti pentingnya memanfaatkan peluang beasiswa untuk belajar di luar negeri, termasuk Belanda. Ia menjelaskan bahwa pendidikan di Belanda tidak hanya unggul secara kualitas, tetapi juga menawarkan lingkungan yang inklusif, khususnya bagi pelajar Indonesia.
“Banyak orang Belanda mengenal Indonesia karena sejarah yang kami miliki bersama. Budaya Indonesia sudah menjadi bagian dari kami, dan kami selalu menyambut migran Indonesia dengan tangan terbuka,” ungkap Marc.
Duta Besar Belanda untuk Indonesia itu juga menekankan peluang kolaborasi penelitian antara UNAIR dan institusi di Belanda. Kolaborasi semacam itu, menurutnya, penting untuk mendorong inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang.

Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan
Diskusi pun berlanjut di EU Centre UNAIR dengan fokus pada pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Marc Gerritsen menegaskan bahwa kerja sama internasional adalah bagian penting dari budaya Belanda. “Kerja sama internasional adalah bagian dari DNA kami. Kami percaya bahwa pendidikan dan kesempatan untuk belajar di luar negeri dapat membuka banyak pintu bagi masa depan yang lebih cerah,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi perhatian pemerintah Indonesia terhadap peningkatan kualitas pendidikan meskipun masih menghadapi banyak tantangan. “Indonesia harus melakukannya sendiri, tetapi kami, sebagai mitra, siap membantu melalui kolaborasi dan diskusi dengan pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan,” tambahnya.
Selain itu, Marc membahas kesetaraan gender di Belanda yang kini berada di peringkat ketiga dunia. Namun, ia mengakui masih ada tantangan, terutama dalam memastikan keseimbangan peran pria dan wanita di masyarakat. Belanda telah menerapkan berbagai program, termasuk positive discrimination yaitu merekrut lebih banyak perempuan daripada laki-laki, untuk meningkatkan kontribusi perempuan dalam dunia kerja.
Sebagai penutup, Marc Gerritsen menegaskan bahwa kerja sama internasional adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik. Ia menekankan bahwa kolaborasi lintas negara, baik di bidang pendidikan, penelitian, maupun pemberdayaan masyarakat, mampu menghadirkan solusi untuk berbagai tantangan global.
“Kami percaya bahwa berbagi pengetahuan dan pengalaman adalah cara terbaik untuk menciptakan perubahan positif. Belanda siap menjadi mitra strategis dalam mendukung pengembangan kualitas pendidikan dan kesetaraan gender di Indonesia,” pungkasnya.
Penulis: Adinda Aulia Pratiwi
Editor: Khefti Al Mawalia