Universitas Airlangga Official Website

Pengajian Rutin UNAIR, Ajak Jamaah Maknai Isra Mikraj Melalui Sikap Ubudiyah

Sambutan Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Prof Amin Alamsjah Ir MSi PhD dalam Gelaran Pengajian Rutin pada Kamis (23/01/25) (Foto: Youtube FPK UNAIR)
Sambutan Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK), Prof Amin Alamsjah Ir MSi PhD dalam Gelaran Pengajian Rutin pada Kamis (23/01/25) (Foto: Youtube FPK UNAIR)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar pengajian rutin untuk civitas academica. Gelaran ini terselenggara secara hybrid di Gedung C Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Kampus MERR-C dan melalui siaran langsung di Kanal YouTube FPK UNAIR pada Kamis (23/01/2025). Kali ini, agenda rutin itu mengusung tema Isra Mikraj dan Pesan Ubudiyah dengan menghadirkan Direktur Eksekutif LAZNAZ Nurul Hayat, Uztaz H Heri Latief SE.

Dalam sambutannya, Sekretaris Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) UNAIR, Tri Suksmono Asung Raharjo SE MHum menyampaikan bahwa pengajian rutin ini menjadi momen penting untuk meningkatkan rasa keimanan seluruh civitas academica menjelang bulan Ramadan. 

Turut hadir memberikan sambutan, Dekan FPKProf Amin Alamsjah Ir MSi PhD menekankan pentingnya memaknai Isra Mikraj sebagai refleksi spiritual. Pengajian rutin ini harapannya dapat mempererat tali silaturahmi, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Dalam tausiyahnya, Ustaz Heri menyoroti perbedaan antara ibadah dan ubudiyah. Dalam perspektif tasawuf, ibadah merupakan perbuatan menghamba, sedangkan ubudiyah adalah sikap menghamba, yaitu keadaan hati yang selalu merasa lemah dan membutuhkan Allah.

Tausiyah Uztadz H Heri Latief SE bertema "Isra’ Mi’raj dan Pesan Ubudiyah" dalam Gelaran Pengajian Rutin pada  Kamis (23/01/25) (Foto: Youtube FPK UNAIR)
Tausiyah Uztadz H Heri Latief SE bertema “Isra’ Mi’raj dan Pesan Ubudiyah” dalam Gelaran Pengajian Rutin pada Kamis (23/01/25) (Foto: Youtube FPK UNAIR)

“Ibadah adalah perbuatan menghamba yang terlihat secara lahiriah, seperti salat, puasa, dan mengaji. Namun, ada hal yang lebih penting, yaitu ubudiyah, yakni sikap menghamba yang hadir dalam hati. Ubudiyah mencerminkan suasana jiwa yang merasa lemah dan membutuhkan Allah SWT,” terangnya.

Lebih lanjut, Ustaz Heri menjelaskan bahwa tujuan dari ibadah sebenarnya adalah mencapai kondisi ubudiyah. Jika seseorang beribadah tanpa menghadirkan perasaan lemah dan membutuhkan Allah, maka ibadah tersebut belum mencapai tujuannya.

Ujian hidup dapat menimpa siapa saja, tak terkecuali seorang nabi yang mulia derajatnya. Sebelum peristiwa Isra Mk’raj, Nabi Muhammad SAW menghadapi ujian berat saat menyebarkan dakwah. Kendati demikian, Nabi tetap rida dan menjadikan ujian tersebut sebagai bentuk penghambaan yang tulus kepada Allah.

Menyoroti hal itu, Ustaz Heri mengungkapkan bahwa ujian merupakan jalan dari Allah untuk menarik seseorang kembali duduk di sifat penghambaan sejatinya. “Setiap manusia pasti menghadapi ujian. Meskipun ujian yang kita alami berbeda dengan ujian yang dialami Nabi Muhammad SAW. Namun, mari kita renungkan, mungkin saja ujian tersebut adalah cara Allah mengingatkan kita untuk kembali kepada sifat ubudiyah,” tuturnya.

Ustaz Heri juga mengutip kitab Hikam, yang menyebutkan empat sifat ubudiyah, yaitu rasa fakir, rasa hina, rasa lemah, dan rasa bodoh di hadapan Allah. “Baik saat salat maupun dalam aktivitas sehari-hari, usahakan keempat sifat ini selalu hadir. Ujian atau musibah adalah tanda kasih sayang Allah, sebagaimana Allah mencintai Nabi Muhammad SAW,” pungkasnya.

Penulis: Raissyah Fatika

Editor: Yulia Rohmawati