Universitas Airlangga Official Website

Sejarah KKN di UNAIR, Bentuk Program Pengabdian Masyarakat

Foto bersama mahasiswa KKN-BBK dengan pimpinan FIKKIA UNAIR Banyuwangi di halaman Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa (2/7/2024)
Foto bersama mahasiswa KKN-BBK dengan pimpinan FIKKIA UNAIR Banyuwangi di halaman Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Selasa (2/7/2024)

UNAIR NEWS – Bermula pada 1971, Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan intrakurikuler wajib bagi mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR). Kegiatan ini menjadi mata kuliah wajib sejak tahun ajaran 1989/1990 berdasarkan instruksi Rektor Nomor 3067/PT.03/H/1989 pada 22 April 1989. Akan tetapi, beberapa fakultas memiliki kebijakan yang berbeda, seperti Fakultas Kedokteran (FK) yang mewajibkan mahasiswanya untuk menjalani program KKN, namun tidak masuk dalam rincian SKS.

Terbentuknya KKN di UNAIR sebagai implementasi dari basic memorandum Pembinaan Pendidikan Tinggi tentang Kuliah Kerja di Desa. Pada 1971, perintis KKN adalah tiga universitas, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanudin (UNHAS), dan Universitas Andalas (UNAND). Hal tersebut mendapatkan dorongann dari Presiden Soeharto pada tahun 1972. Gagasan tersebut menganjurkan setiap lulusan perguruan tinggi untuk berpengalaman dalam memecahkan persoalan pembangunan di pedesaan.

Pelaksanaan dua seminar berturut-turut di UGM pada November 1972 menghasilkan gagasan Pola Dasar KKN di 13 universitas proyek perintis untuk tahun 1973. Sebanyak 13 universitas perintis yang hadir dalam seminar tersebut adalah Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Sriwijaya (UNSRI). Selanjutnya, Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Udayana (UNUD), Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Universitas Hasanudin (UNHAS), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), dan Universitas Pattimura (UNPATTI).

UNAIR merupakan bagian integral dari kurikulum yang mengandung unsur pendidikan dan unsur pengabdian masyarakat dengan unsur pendidikan yang lebih besar. Evaluasi penilaian KKN terdiri dari beberapa aspek, meliputi: Pra-KKN, penerjunan, dan laporan/seminar. KKN terlaksana dengan memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat di luar kampus.

Dengan kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi dan menangani masalah yang dihadapi masyarakat di lokasi KKN. Selain itu, program Bimas juga merupakan bagian dari operasional yang mirip dengan KKN. Oleh karena itu, pengerahan tenaga mahasiswa dan program Bimas merupakan cikal bakal lahirnya KKN sebagai bagian dari kurikulum di perguruan tinggi.

Sumber: buku Mendidik Bangsa, Membangun Peradaban: Sejarah Universitas Airlangga

Penulis: Yang Ramadia Nurya Syifa

Editor: Yulia Rohmawati