Universitas Airlangga Official Website

Dorong Pemberdayaan Masyarakat, Alumnus UNAIR Dirikan NGO BARAKARSA

Muhammad Arfah SKM MKes Alumnus UNAIR (paling kiri) pendiri NGO BARAKARSA saat menjalankan salah satu program BARAKARSA (Foto: dok. narasumber)
Muhammad Arfah SKM MKes Alumnus UNAIR (paling kiri) pendiri NGO BARAKARSA saat menjalankan salah satu program BARAKARSA (Foto: dok. narasumber)

UNAIR NEWS – Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Muh Arfah SKM MKes tunjukkan kontribusinya terhadap pemberdayaan masyarakat. Lulusan Program Magister Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku tahun 2024 itu menjadi figur penting di balik berdirinya Yayasan Bakti Berkarya untuk Bangsa (BARAKARSA). BARAKARSA merupakan sebuah organisasi nonprofit yang berfokus pada pendidikan, pengabdian, dan pemberdayaan masyarakat. 

Arfah, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa inisiasinya mendirikan BARAKARSA berawal dari ilmu yang ia peroleh saat menempuh pendidikan magister di FKM UNAIR.  Melalui yayasan ini, Arfah ingin menciptakan wadah bagi generasi muda supaya dapat berkontribusi nyata bagi masyarakat.

Berpengalaman sebagai fasilitator pengabdian masyarakat di berbagai daerah Indonesia menjadi titik awal Arfah untuk mengambil langkah yang lebih besar. Bersama lima rekannya, Arfah resmi mendirikan BARAKARSA pada 21 Februari 2024. “Jika aku sendiri bisa berdaya, nantinya aku bisa mengajak orang-orang di sekitarku untuk ikut memberdayakan masyarakat. Oleh karena itu, aku berinisiatif membentuk BARAKARSA,” ungkap Arfah.

Salah satu aktivitas pada program pengabdian BARAKARSA (Foto: dok. narasumber)
Salah satu aktivitas pada program pengabdian masyarakat (Foto: dok. narasumber)

Arfah menjelaskan bahwa BARAKARSA hadir dengan misi besar untuk meningkatkan pendidikan melalui program-program yang relevan terhadap kebutuhan masyarakat. Tak hanya itu, di bidang pengabdian dan pemberdayaan masyarakat, Barakarsa aktif menjalankan penelitian berbasis komunitas (community-based research) serta memberdayakan komunitas dengan pendekatan berbasis aset. Tujuannya guna mengoptimalkan potensi komunitas dalam berkontribusi untuk pembangunan daerahnya.

Genap berusia satu tahun, BARAKARSA telah menjangkau berbagai daerah. Termasuk Desa Adat Tenganan, Bali hingga Perkampungan Adat Sijunjung di Sumatra Barat. Arfah menyatakan bahwa keberlanjutan menjadi prinsip utama dalam setiap kegiatan pengabdian yang terlaksana. Ia memastikan bahwa setiap program tidak hanya berlangsung sekali, tetapi terus berlanjut dengan dampak nyata bagi masyarakat.

“Salah satu contoh nyata keberlanjutan program BARAKARSA yaitu kami membantu menyuplai obat jika obat-obatan yang ada puskesmas pembantu (pustu) Perkampungan Adat Sijunjung, Sumatra Barat habis. Mengingat di sana tidak ada puskesmas induk,” terang Arfah.

Lebih lanjut, BARAKARSA juga menginisiasi program pemberdayaan UMKM melalui pelatihan produksi teh herbal dari daun kelor. Untuk mendukung kegiatan ini, Arfah bersama organisasinya telah merevitalisasi rumah sekretariat di Perkampungan Adat Sijunjung, yang kini berfungsi sebagai rumah UMKM, tempat para pelaku usaha lokal memasarkan produk.

Tak hanya fokus pada program di lapangan, BARAKARSA juga aktif mendorong penerbitan buku dan publikasi ilmiah sebagai bagian dari keberlanjutan progam. “Kami melibatkan relawan yang terpilih dan membekali mereka dengan pelatihan penulisan ilmiah. Dalam beberapa kesempatan, alumni program magister FKM UNAIR turut menjadi coach yang melatih mereka. Alhamdulillah saat ini, sudah ada empat artikel ilmiah yang sedang dalam proses publikasi,” pungkasnya. 

Penulis: Raissyah Fatika

Editor: Yulia Rohmawati