Universitas Airlangga Official Website

Kajian UKMKI Edukasi soal Kembali ke Fitrah 

Paparan materi oleh Ustazah Syifa Nur Fadhilah pada kajian Muslimah Talk Inspiring of Ramadan, Kamis (13/03/2025) (Foto: Screenshot Zoom Meeting)

UNAIR NEWSUnit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kajian Mutiara x Maskara #2 Muslimah Talk Inspiring of Ramadan pada Kamis (13/03/2025). UKMKI menggelar acara ini berkolaborasi dengan Ramadhan Mubarak Airlangga (RMA) dan Feminis Class. Kajian kali ini menghadirkan Ustazah Syifa Nur Fadhilah. Ustazah Syifa merupakan Daiyah Nasional sekaligus pengisi acara Islam Itu Indah di Trans TV. Kajian ini berlangsung secara daring melalui zoom meeting dan terbuka untuk umum.

Kajian yang mengusung tema Back to Fitrah ini mengajak muslimah memahami kembali kodrat dan tanggung jawab mereka dalam Islam. Banyak perempuan modern mulai melupakan fitrahnya sehingga kehilangan arah dalam menjalankan peran utama sebagai wanita. “Perempuan zaman sekarang sering tidak sadar bahwa mereka memiliki tugas inti yang tidak boleh ditinggalkan,” ujar Ustadzah Syifa. 

Dalam pemaparannya, Ustazah Syifa menjelaskan bagaimana Islam mengubah pandangan terhadap perempuan. Di masa jahiliah, masyarakat menganggap perempuan itu rendah, tidak memiliki hak, dan hanya berfungsi sebagai pemuas nafsu. Islam datang untuk mengangkat martabat dan kehormatan perempuan sehingga mereka memiliki hak untuk bekerja dan berpendapat secara setara dengan laki-laki. “Islam hadir sebagai rahmat, memberikan hak perempuan untuk dihormati, bekerja, dan berpendapat setara dengan laki-laki,” tegasnya. 

Perempuan memiliki dua peran utama dalam hidupnya, yaitu kodrati dan pelengkap. Peran kodrati mencakup tugas yang tidak bisa digantikan laki-laki, seperti hamil, melahirkan, menyusui, serta mengurus rumah tangga. Sementara itu, peran pelengkap mencakup kiprah di ranah publik, dengan tetap memperhatikan syariat Islam. Meskipun perempuan bisa berkarier, tanggung jawab utama tetap berada dalam rumah tangga. Ia menegaskan bahwa perempuan boleh bekerja jika tidak menimbulkan fitnah, mendapat izin dari suami atau wali, dan tidak melupakan tanggung jawab rumah tangga. “Sehebat apapun karier seorang perempuan, tugas utamanya tetap menjaga keluarganya,” jelasnya. 

Selain itu, Ustadzah Syifa membahas empat ciri perempuan yang dirindukan surga. Empat ciri itu adalah menjaga salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kesucian diri, serta menaati dan menghormati suami. Dengan menjalankan empat amalan ini, perempuan dijanjikan masuk surga dari pintu mana pun yang diinginkannya. “Perempuan yang mampu menjaga ibadah dan kehormatannya akan dirindukan oleh surga,” katanya.

Sebagai penutup, ia mengingatkan bahwa perempuan memegang peran penting dalam membentuk generasi penerus bangsa. Muslimah harus terus belajar dan menjalankan hidup sesuai ajaran Islam agar dapat melahirkan generasi yang lebih baik di masa depan. “Jika perempuan dipersiapkan dengan baik, maka ia akan melahirkan generasi yang baik pula,” pungkasnya.

Penulis: Ameyliarti Bunga Lestari

Editor: Edwin Fatahuddin