UNAIR NEWS – Alumni Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Firda Aulia Rahman, berhasil mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk melanjutkan studi Master of Public Health di The University of Melbourne, Australia. Namun, perjalanannya menuju titik ini tidaklah mudah. Awalnya, Firda sempat meragukan pentingnya kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya di luar negeri.
Pemikirannya berubah setelah mengikuti LPDP Festival 2023, terutama dalam sesi kompetisi bisnis yang diselenggarakan dalam acara tersebut. Di sana, ia bertemu dengan banyak penerima beasiswa LPDP dari berbagai daerah di Indonesia. Semangat dan dedikasi mereka dalam membangun negeri memberikan perspektif baru baginya.
“Dulu saya tidak terlalu tertarik dengan LPDP karena berpikir lebih nyaman tinggal di luar negeri. Tapi setelah bertemu dengan para awardee yang memiliki visi besar untuk Indonesia, saya mulai mempertanyakan kembali prinsip saya. Saya melihat bagaimana mereka penuh semangat ingin kembali dan berkontribusi bagi negara,” ungkapnya.
Momen itu menjadi titik balik bagi Firda. Ia semakin menyadari pentingnya peran generasi muda dalam pembangunan Indonesia. Keinginannya untuk berkontribusi di bidang public health semakin kuat, sehingga akhirnya memutuskan untuk mendaftar LPDP sebagai langkah awal untuk mewujudkan visinya.
Kegagalan dan Tantangan
Alumni UNAIR itu tidak langsung berhasil dalam upayanya meraih beasiswa. Ia pernah mengalami kegagalan dalam seleksi LPDP sebelumnya. Saat itu, ia merasa persiapannya belum maksimal karena kesibukan bekerja di perusahaan yang menyulitkannya dalam membagi waktu antara pekerjaan dan belajar untuk seleksi.
“Saya mencoba mendaftar pada Batch 1 2024, tapi gagal. Saat itu, saya bekerja di korporat, dan jujur saja, sulit untuk mengatur waktu antara pekerjaan dan persiapan tes. Namun dari kegagalan tersebut, saya belajar untuk memperbaiki diri dan alhamdulillah berhasil di percobaan kedua pada batch selanjutnya.” kenangnya.
Seleksi LPDP
Firda menjelaskan bahwa seleksi LPDP bukanlah hal yang mudah. Prosesnya mencakup berbagai tahapan, mulai dari seleksi administrasi, tes berbasis komputer, hingga penyusunan esai dan wawancara. Dari semua tahapan tersebut, ia menganggap wawancara sebagai tantangan terbesar.
“Tahap wawancara sangat menentukan. Saya harus menjelaskan dengan jelas bagaimana studi saya nantinya dapat berdampak bagi Indonesia, khususnya dalam bidang public health,” ujarnya.
Menurutnya, persiapan yang matang sangat diperlukan agar bisa menghadapi seleksi dengan percaya diri. “Manajemen waktu sangat penting, terutama dalam menyusun esai dan memenuhi persyaratan lainnya. Selain itu, keyakinan diri dan pemahaman yang mendalam tentang bidang studi yang dipilih menjadi kunci utama,” tambahnya.
Penulis: Rosali Elvira Nurdiansyarani
Editor: Khefti Al Mawalia