Universitas Airlangga Official Website

Pesona Pertunjukan Boneka Tangan BSO Imaji Airlangga

Dokumentasi kegiatan pertunjukan boneka tangan milik BSO Imaji Airlangga

FIB NEWS – Badan Semi Otonom (BSO) Imaji Airlangga Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) hadir sebagai wadah seni yang unik. Salah satu ciri khasnya adalah pertunjukan boneka tangan, sebuah tradisi yang terus dijaga dan dikembangkan oleh organisasi ini. 

Ketua BSO Imaji Airlangga 2025, Annisa Maghfiroh, mengungkapkan bahwa pertunjukan boneka tangan sudah menjadi tradisi yang diwariskan di BSO ini. “Sejak lama, Imaji sudah menggembangkan seni boneka tangan, mungkin karena ketertarikan terhadap dunia anak-anak, mendongeng, serta peluang berkolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya.

Bercerita dengan Boneka

Salah satu alasan utama BSO Imaji Airlangga mempertahankan pertunjukan boneka tangan adalah untuk menggiatkan literasi di kalangan anak-anak melalui dongeng. Tujuan dari pertunjukan ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi. “Betul, tujuan dari pertunjukan boneka tangan ini untuk mengedukasi anak-anak dengan hiburan yang kami sampaikan menggunakan boneka tangan,” tambah Annisa.

Dalam setiap pertunjukan, Imaji Airlangga tidak hanya menyampaikan cerita tetapi juga menghidupkannya melalui boneka tangan yang dimainkan dengan teknik khusus. “Kami harus bisa mengendalikan boneka dengan gerakan yang natural dan mendubbing suara dengan ekspresif agar cerita terasa lebih hidup,” jelasnya.

Selain itu, Imaji Airlangga juga mencoba membuat boneka tangan sendiri untuk menyesuaikan karakter dengan cerita yang mereka tampilkan. “Kami memanfaatkan bahan-bahan sederhana dan mengikuti tutorial di Youtube. Sejauh ini, kami baru membuat satu boneka sebagai percobaan, dan ternyata anak-anak tertarik dengan boneka buatan sendiri,” tambahnya.

Balik Layar

Menampilkan pertunjukan boneka tangan bukan tanpa kendala. Salah satu tantangan utama adalah menjaga perhatian anak-anak selama pertunjukkan berlangsung. “Anak-anak seringkali terlalu antusias dan ingin menyentuh boneka langsung. Kami harus bisa mengondisikan mereka agar tetap fokus mengikuti cerita,” ujar Annisa.

Selain itu, Imaji Airlangga juga harus menyesuaikan suara dengan lingkungan  pertunjukkan. “Kalau di ruang terbuka, kadang kami butuh pengeras suara agar cerita tetap terdengar jelas. Kalau tidak ada, kami harus mengandalkan suara sendiri,” katanya.

Memperluas Jangkauan Imaji

Dukungan dari mahasiswa dan dosen semakin mendorong Imaji untuk mengembangkan pertunjukkan boneka tangan. Bahkan, Imaji mendapatkan kesempatan berharga  untuk tampil di FamFest IOH 2024, sebuah acara besar yang diselenggarakan oleh  Indosat Surabaya. “Ini pertama kalinya kami diundang ke acara sebesar itu. Rasanya sangat berkesan dan menjadi pencapaian penting bagi Imaji,” kenang  Annisa.

Kedepannya, Imaji Airlangga berharap bisa memperluas jangkauan pertunjukkan mereka baik melalui festival seni maupun kolaborasi dengan organisasi lain. “Kami berharap seni pertunjukkan boneka tangan ini tidak hilang begitu saja, tapi tetap bertahan dan berkembang di lingkungan akademik,” tutupnya.

Pertunjukan boneka tangan milik BSO Imaji Airlangga mencerminkan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 yaitu, Quality Education.

Penulis: Priska Dwita Aulia

Editor: Mohammad Adif Albarado