Universitas Airlangga Official Website

SDGs School Tekankan Pentingnya Desain Thinking Membangun Social Entrepreneurship

UNAIR NEWS – SDGs Center Universitas Airlangga (UNAIR) bersama SDGs Ambassador menggelar SDGs School di Ruang Bayu Kinara, Airlangga Convention Center. Pada hari kedua, Kamis (15/5/2025), peserta mendapatkan materi mengenai Social Entrepreneurship yang disampaikan oleh Al Marifatul A’la SEI MA.

Marifa mengatakan bahwa keberhasilan dalam bidang kewirausahaan sosial, sangat bergantung pada perencanaan yang matang. Namun, di balik sebuah rencana yang solid, pemahaman mendalam tentang latar belakang dan keahlian setiap anggota tim menjadi krusial.

“Sinergi yang terbangun akan menjadi penentu apakah sebuah tim mampu menyusun strategi yang realistis dan berkelanjutan. Adanya tim dapat saling melengkapi, memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing, serta setiap kompetensi individu dapat berkontribusi pada tercapainya visi bisnis bersama,” ujar Marifa.

Ia membagikan empat poin yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan inovasi yang berdampak. Mengawali dengan poin pertama, yaitu empati. Menurutnya, inovasi yang berdampak harus didasari pada pemahaman mendalam terhadap pengguna dan kehidupan mereka. “Untuk membuat inovasi yang berdampak, kalian harus tahu user dan hidupnya user dan cara memunculkan empati ini dapat kalian lakukan melalui observasi, berinteraksi, dan melihat serta mendengarkan secara aktif,” jelasnya.

Selanjutnya adalah define yang berfokus pada pembingkaian masalah yang benar. Ia menyoroti bahwa definisi masalah yang tepat adalah salah satu kunci untuk menghasilkan solusi yang benar. Definisi yang baik, harus mampu memberikan fokus dalam membingkai masalah, menginspirasi, memberdayakan tim untuk membuat keputusan, dan menginformasikan kriteria untuk evaluasi ide yang bersaing.

Setelah memahami masalah, ia menjelaskan ke poin ketiga, yakni ideate. Tahap ini bukan tentang mencari ide yang paling benar, melainkan tentang menciptakan cakupan kemungkinan terluas (broadest range possibility). Hal ini akan mendorong tim untuk menghasilkan berbagai alternatif solusi.

Terakhir, pentingnya membuat prototipe dan menguji solusi. “Mulailah dengan membuat prototipe dan fokus pada pengguna. Setelah prototipe dibuat, solusi tersebut harus diuji pada pengguna secara langsung,” ujarnya. Proses ini turut melibatkan cara melihat dan mempraktikkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan solusi, dengan tujuan utama menciptakan pengalaman pengguna yang baik.

Penulis: Arifatun Nazilah

Editor: Khefti Al Mawalia