UNAIR NEWS – Marak isu perceraian selebriti kerap memengaruhi individu dalam memutuskan melangkah ke jenjang pernikahan. Menanggapi problematika ini, Departemen Kemuslimahan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Kajian Pranikah 1.0 guna memberi tips-tips dalam membangun rumah tangga.
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat (16/5/2025) di Aula Bawah Masjid Ulul Azmi, Kampus MERR-C, UNAIR. Hadir dalam kegiatan itu, Irma Andriyaningtyas ST MSEI CFP IFP, seorang Pre-marriage and Marriage Consultant.
Sebagai pembuka, Irma menjelaskan bahwa penyebab utama terjadinya perceraian dalam rumah tangga adalah ketidaksiapan calon pasangan suami istri. “Banyak yang tidak punya visi pernikahan, bahaya sekali kalau hari ini kita sudah bicara pernikahan tetapi tidak bicara pula visi dan misi kita menikah. Coba secara detail mulai checklist, samakan visi misi dengan pasangan,” ujarnya.

Pondasi Pernikahan
Lebih lanjut, Irma menyampaikan bahwa sebelum menikah calon pengantin perlu memahami kondisi psikologis masing-masing. Ia menekankan bahwa kenangan buruk di masa lalu tidak diperkenankan mengganggu kestabilan urusan rumah tangga.
Selain itu, Irma juga mengatakan pentingnya komitmen menjaga ketaatan spiritualitas dalam rumah tangga. “Satu pesan kalau kamu ingin pasangan yang soleh, pertanyaannya sekarang sudahkah kamu menjadi pribadi yang layak untuk itu. Menuntut pasangan yang soleh hendaknya diri kita juga memikirkan menjadi solehah,” ucapnya.
Sejalan dengan kesiapan psikologis dan spiritualitas, calon pasangan suami istri perlu turut memperhatikan kesiapan keuangan. “Pasangan calon suami-istri harus mengetahui literasi keuangan, yaitu cara membuat anggaran keluarga, menyusun dana darurat, sampai memahami hak nafkah,” jelas Irma.

Refleksi Diri
Menurut Irma keinginan untuk mendapatkan suami yang sesuai kriteria harus disertai dengan upaya nyata untuk meningkatkan kualitas diri. Sebab, pasangan hidup umumnya datang dengan standar yang sepadan dengan nilai diri kita sendiri.Irma menyebutkan beberapa upaya yang dapat individu lakukan untuk meningkatkan kualitas diri, yakni meliputi memperbaiki hubungan dengan Allah, merawat akhlak dan emosi, dan memahami peran suami/istri.
Pada akhir, Irma menegaskan pentingnya sikap selektif saat memilih pasangan hidup. Pasangan akan menjadi teman dan pendamping seumur hidup, sehingga keputusan tersebut harus individu tentukan dengan penuh kehati-hatian dan perimbangan matang.
“Pilihlah pasangan yang menguatkan iman, bukan melemahkan. Jangan pilih yang hanya manis di mata apalagi di mulut, jangan kaya permen. Pilih yang manis dalam dalam doamu dan sabar dalam lelahmu, karena cinta yang benar menuntun ke ridha-Nya Allah,” pungkasnya.
Penulis: Selly Imeldha
Editor: Ragil Kukuh Imanto