UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar acara rutin melalui Dokter UNAIR TV pada Jumat (23/5/2025). Dokter UNAIR TV merupakan platform kesehatan FK UNAIR yang disiarkan melalui YouTube. Kali ini, Dokter UNAIR TV mendatangkan dr Qurrata Akyuni M Ked Klin Sp OG, dokter spesialis Kandungan RSUD Dr Soetomo Surabaya. Mengusung tema Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil? Jangan Dianggap Remeh, Dokter UNAIR TV kali ini menyoroti pentingnya mewaspadai preeklampsia pada ibu hamil.
Terjadinya Preeklampsia
Preeklampsia yaitu kondisi yang terjadi peningkatan tekanan darah, baik yang sebelumnya sudah ada riwayat atau terjadi saat kehamilan. Peningkatan tekanan darah ini biasanya terjadi pada tengah proses kehamilan di atas 20 minggu dan paling sering dijumpai pada akhir kehamilan. Kondisi tersebut tentu sangat membahayakan.
Preeklampsia dibagi menjadi dua yaitu komplikasi dan tanpa komplikasi. Preeklamsia yang menjalar ke semua organ tentu berbahaya dan dapat menunda proses persalinan. “Darah yang tiba-tiba naik biasanya kita sebut itu sebuah preeklampsia apabila tekanan darah naik dari per 140/190 mmHg. Kemudian disertai gejala-gejala lain seperti pembengkakan kaki atau gangguan fungsi hati, dapat dikatakan sebagai gejala preeklampsia dan berbahaya. Jika tidak segera ditangani akan membahayakan janin dan ibunya,” ucap dr Qurrata.
Lebih lanjut, dr Qurrata juga menyampaikan, penyebab tingginya tekanan darah tinggi ini masih belum pasti dan masih dalam pembahasan teori saja. Ia menduga, jika ada gangguan pada plasenta atau ari-ari yang menghubungkan antara janin dan ibu hamil akan meningkatkan risiko preeklampsia.
“Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa ibu hamil yang menderita preeklampsia itu plasentanya banyak yang meninggal. Kemudian aliran darah mengecil sehingga aliran nutrisi dan oksigen ke bayi itu berkurang. Preeklampsia yang parah bisa menyerang ke ginjal, hati, bahkan otak sehingga menyebabkan kejang bagi ibu hamil,” tambahnya.
Risiko Preeklampsia
Selanjutnya, dr Qurrata juga menjelaskan bahwa preeklampsia dapat terjadi beberapa kelompok ibu hamil dengan kondisi tertentu. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada seluruh ibu hamil. Faktor risiko yang terjadi juga dapat membahayakan janin di dalam kandungan bahkan parahnya terjadi kematian.
“Faktor risiko tinggi ini awalnya mereka memiliki penyakit dasar sebelum hamil, contohnya hipertensi kronis, diabetes, penyakit ginjal bahkan sampai cuci darah. Sehingga menjadi potensi besar terjadinya preeklamsia. Apalagi ibu hamil yang obesitas dan autoimun juga berisiko besar . Sedangkan kategori risiko sedang biasanya terjadi pada usia ibu hamil di atas 35 tahun dan ada riwayat keluarga atau keturunan ibu yang menderita preeklamsia. Semua harus diwaspadai juga,” jelasnya
Penulis: Ersa Awwalul Hidayah
Editor: Yulia Rohmawati