Universitas Airlangga Official Website

Kisah Mahasiswa FIB, Peraih Medali Kejuaraan Pencak Silat

Dokumentasi saat Egalita Linanda Siswandari menerima medali perak pada ajang Tournament Kelatnas Indonesia Perisai Diri Malang Cup V.

FIB NEWS- Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR). Egalita Linanda Siswandari, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, sukses meraih Juara 2 dalam kategori Tunggal IPSI Putri Dewasa pada ajang Tournament Kelatnas Indonesia Perisai Diri Malang Cup V se-Jawa. Turnamen ini diselenggarakan oleh Pengurus Perisai Diri Kota Malang.

Persiapan dan Dukungan

Persiapan Egalita menghadapi kejuaran ini tergolong singkat. Ia mengaku persiapannya tidak sematang keikutsertaannya di kompetisi sebelumnya. Ia hanya sempat berlatih beberapa kali karena harus membagi waktunya dengan kesibukan akademik. “Aku tetap berusaha menjaga stamina dan mengasah gerakan yang sudah aku pelajari,” tuturnya.

Sebagai anggota UKM Perisai Diri Universitas Airlangga, Egalita menjalani latihan rutin dua kali seminggu sesuai jadwal UKM. Di dua minggu terakhir menjelang kejuaraan, ia berlatih secara intensif di bawah bimbingan pelatih. Fokus utamanya saat itu adalah memperkuat teknik dan  tahan fisik, meski waktu latihan tergolong singkat.

Tak hanya mengandalkan latihan fisik, dukungan emosional dari berbagai pihak menjadi penguat utama. “Dukungan terbesar tentu datang dari pelatih, Kak Alfiyani Syariah, yang selalu sabar membimbing dan memberi motivasi,” ucap Egalita.

Ia juga menyebut keluarga dan rekan-rekan tim sebagai bagian penting dalam prosesnya. “Teman-teman di UKM Perisai Diri UNAIR jadi support system yang sangat berharga, saling mendukung dan menyemangati satu sama lain,” tambahnya.

Tantangan

Tantangan terbesar bagi Egalita bukan hanya berasal  dari medan latihan. Menyeimbangkan dunia akademik dengan persiapan menghadapi kompetisi bukanlah hal yang mudah. “Selain harus berlatih intensif, aku juga masih punya tanggung jawab akademik sebagai mahasiswa,” ungkapnya.

Rasa gugup pun menjadi hal yang tak terhindarkan saat pertandingan tiba. Mengingat persiapan yang dirasa belum sepenuhnya maksimal. Namun, ia selalu berusaha tenang dan fokus pada gerakan yang sudah dilatih.

“Yang paling ku ingat adalah saat aku harus tampil di depan banyak orang dan juri. Aku selalu berusaha menampilkan gerakan dengan percaya diri meski ada rasa gugup,” tuturnya.

Penghargaan

Bagi Egalita, medali perak yang diraihnya bukan sekedar pencapaian biasa. “Pencapaian  ini bagiku adalah hasil dari kerja keras dan ketekunan, meskipun aku sedikit kecewa karena hanya meraih medali perak. Tapi di sisi lain, aku tetap bersyukur.” jelasnya.

Kemenangan tersebut juga memiliki makna yang luas. Egalita merasa telah membawa nama baik kampus. Ia bangga bisa menunjukkan bahwa mahasiswa juga bisa berprestasi di luar bidang akademik. “Prestasi ini menurutku memberikan kebanggaan bagi kampus, khususnya Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris,” tambahnya.

Bukan kali ini saja Egalita menorehkan prestasi di bidang pencak silat. Ia telah beberapa kali mengikuti kejuaraan tingkat provinsi hingga nasional. Bahkan, ia pernah meraih medali emas dalam ajang internasional bertajuk Indonesia Paku Bumi Open 12th Championship International Trophy Father of World Pencak Silat.

Menutup perbincangan, Egalita menyampaikan pesan inspiratif. “Keluarlah dari zona nyaman jangan ragu mengejar minat kalian. Kuncinya adalah konsisten dan  keberanian untuk mencoba,” pungkasnya.

Kejuaraan Pencak Silat oleh Egalita Linanda Siswandari, mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 yaitu Quality Education dan nomor 5 yaitu Gender Equality.

Penulis: Priska Dwita Aulia

Editor: Mohammad Adif Albarado