UNAIR NEWS – Universitas Airlangga bersama Pertamina Foundation menggelar Sosialisasi Program Desa Energi Berdikari (DEB), sebagai bentuk komitmen terhadap transisi energi berkelanjutan dan pembangunan desa pada Selasa (1/7/2025) bertempat di GKB Kampus C UNAIR. Kegiatan itu ditujukan untuk seluruh calon penerima Beasiswa Sobat Bumi 2025, khususnya dalam rangkaian seleksi Focus Group Discussion (FGD).
Kegiatan ini diinisiasi atas mandat resmi dari Pertamina dan menjadi momentum penting, karena pertama kalinya dilaksanakan secara sektoral langsung di kampus, bukan sekadar daring terpusat.
Kenalkan Desa Berdikari Pertamina
Ketua PFs (Pertamina Fondations) 11 UNAIR, Sonny Puandaru, menekankan bahwa sosialisasi ini tidak sekadar seremonial. “Kami ingin agar calon awardee tidak hanya mengenal program secara administratif, tapi juga paham tantangan teknis dan sosial yang akan mereka hadapi di desa,” ujarnya.
Dalam sosialisasi ini, peserta dibekali dengan pemahaman mengenai tujuan DEB yang berorientasi pada empat pilar utama (E4): Energi, Ekonomi, Edukasi, dan Environment. Sosialisasi ini juga memperkenalkan pengalaman langsung dari awardee sebelumnya yang terlibat dalam instalasi EBT (Energi Baru Terbarukan) seperti pompa air tenaga surya, biogas, dan bioetanol di Desa Panglungan pada Desa Berdikari yang diberdayakan UNAIR.
Kolaborasi Nyata UNAIR dan Pertamina Foundation

Kegiatan ini merupakan bagian dari kesinambungan proyek DEB tahun sebelumnya yang berhasil mengimplementasikan berbagai teknologi tepat guna di desa binaan. Sonny menyebutkan bahwa dukungan UNAIR sangat krusial dalam keberhasilan proyek ini.
“UNAIR memfasilitasi banyak kebutuhan kami, mulai dari mentor ahli dari teknik lingkungan, hingga kebutuhan logistik dan ruangan melalui Direktorat Kemahasiswaan,” ungkapnya. Kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat menjadi fondasi kuat keberhasilan program DEB.
Simulasi FGD: Uji Kesiapan Awardee Hadapi Realitas
Salah satu bagian utama kegiatan adalah simulasi FGD, yang mana peserta diuji kemampuannya dalam merumuskan solusi berbasis energi berkelanjutan untuk wilayah pedesaan. Selain itu, pemaparan materi dari Sonny dan awardee PFS 11, M. Rafi Pratama, memberi gambaran konkrit mengenai dinamika dan problematika di lapangan.
Simulasi ini tidak hanya menguji pengetahuan, tetapi juga kerja sama tim, kepemimpinan, dan kemampuan adaptasi peserta untuk mempersiapkan kelanjutan proses seleksi tahap terakhir pada Beasiswa Sobat Bumi 2025.
Harapan: Jadi Sobat Bumi yang Berdampak Nyata
Menutup sesi, Sonny menyampaikan harapannya agar awardee yang terpilih adalah mereka yang siap turun langsung dan memberikan dampak. “Program ini bukan hanya tentang beasiswa, tapi tentang dedikasi. Harapannya, mereka bisa menjadi agen perubahan yang tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya, tapi juga untuk masyarakat dan lingkungan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Nafiesa Zahra
Editor: Khefti Al Mawalia