UNAIR NEWS – Mahasiswa KKN-BBK 6 Universitas Airlangga (UNAIR) gelar pengabdian masyarakat di Desa Pugeran Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto pada Sabtu (26/7/2025). Kegiatan itu menanggapi minimnya sistem pengolahan limbah yang membuat warga masih membakar sampah rumah tangga.
Meski pemerintah desa telah berupaya menyediakan TPS dan layanan pengambilan sampah, keterbatasan biaya dan lahan menjadi kendala. Untuk itu, Tim BBK UNAIR memperkenalkan program GEMILI (Gerakan Minim Limbah) guna membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan sampah sederhana dan berkelanjutan.
Kegiatan itu didukung oleh Pemerintah Desa, Perkumpulan Ibu-Ibu PKK, serta SMAN 1 Gondang melalui Ekstrakurikuler Peduli Berbudaya Lingkungan (PBL). Kolaborasi ini memungkinkan terselenggaranya sosialisasi dan praktik langsung di lokasi yang telah disediakan. Materi disampaikan secara interaktif dan dilanjutkan dengan praktik menggunakan alat serta bahan yang dibawa oleh tim mahasiswa.
Inovasi Limbah Berdaya Jual
Ketua pelaksana kegiatan Siti Aisyah, menyampaikan bahwa keterlibatan berbagai elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. “Kami ingin masyarakat tidak hanya tahu cara mengelola sampah, tapi juga bisa menerapkannya langsung di rumah masing-masing. Harapannya, kebiasaan baik ini bisa menyebar dan menjadi budaya baru yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.
Program ini mengenalkan tiga metode sederhana dalam pengelolaan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomi. Para peserta, terutama Ibu-Ibu PKK, menyambut antusias kegiatan ini karena dirasa sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
“Tiga metode dari program GEMILI ini benar-benar membuka wawasan kami. Selain ramah lingkungan, ternyata juga bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan,” ungkap salah satu Ibu PKK Desa Pugeran.
Ia berharap ibu-ibu bisa menerapkannya di rumah dan menularkan pengetahuan ini ke tetangga sekitar. Ia juga menyampaikan pendekatan wirausaha dalam program ini, dengan mengenalkan hasil olahan limbah seperti eco-enzyme dan produk daur ulang dapat dipasarkan melalui platform digital. Hal itu membuka peluang ekonomi baru bagi warga, khususnya perempuan, untuk memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk bernilai jual.
Kedepan, Tim BBK UNAIR berharap agar Perkumpulan Ibu-Ibu PKK dan komunitas PBL SMAN 1 Gondang dapat menjadi pelopor dalam menerapkan ketiga metode tersebut di lingkungan masing-masing. Upaya ini, lanjutnya, tidak hanya mengurangi praktik pembakaran sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah berbasis rumah tangga yang berkelanjutan.
Penulis : Dheva Yudistira Maulana
Editor : Khefti Al Mawalia