Universitas Airlangga Official Website

Seminar Inspiratif Optimalkan Peran Mahasiswa untuk Berani Berpendapat

TASYA Kamila (kiri) saat memberikan paparan kepada para peserta Seminar Inspiratif 208 pada Sabtu, (22/9) di Graha BIK IPTEK-DOK UNAIR. (Foto: Istimewa)
TASYA Kamila (kiri) saat memberikan paparan kepada para peserta Seminar Inspiratif 2018 pada Sabtu, (22/9) di Graha BIK IPTEK-DOK UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sebagai mahasiswa, peka terhadap lingkungan memang sesuatu yang seharusnya dilakukan. Sebab, mahasiswa identik memiliki kemampuan intelektual. Terlebih mahasiswa sering disebut sebagai agent of change. Mahasiswa seharusnya tidak hanya menuntut perubahan, tapi menjadi subjek dari perubahan tersebut.

Salah satu hal yang paling penting untuk meraih suatu perubahan adalah berani mengungkapkan pendapat. Sayang, tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkannya. Banyak sekali sebab-sebab yang akhirnya membuat mahasiswa itu memilih untuk tidak bersuara.

Melihat kondisi tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga mengadakan Seminar Inspiratif 2018. Bertajuk  Break The Silence And Speak Up, Seminar Inspiratif tersebut diadakan pada sabtu, (22/9) di Graha BIK IPTEK-DOK UNAIR.

”Saat ini masih banyak mahasiswa yang sebenarnya berpotensi untuk dapat membawa perubahan yang positif pada sekitar. Namun, sebagian dari mereka lebih memilih untuk diam karena takut pendapatnya tidak diterima. Diharapkan setelah acara, peserta lebih berani untuk mengutarakan pendapatnya,” ujar Lailatul selaku ketua panitia.

Narasumber yang dihadirkan adalah Errol Jonathans (CEO Suara Surabaya Media), Indrawati Taurus (Presdir PT. Fresenius Kabi Indonesia), Syamsul Hadi (Alumnus FF UNAIR ’83), Tutus W. Widagdo (Trainer Public Speaking Aksiconsulting). Serta tidak ketinggalan spesial bintang tamun, yakni Tasya Kamila (Artis serta penerima beasiswa LPDP).

Seminar kali ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Tema yang diangkat sebelumnya adalah Long Life Leaner yang berfokus pada pemberian motivasi pada peserta melalui pengalaman para pemateri. Meski demikian, acara tersebut tetap sukses. Terbukti hadir 400 peserta baik dari dalam maupun luar UNAIR.

Menurut Lailatul, salah satu kendala yang dihadapi panitia adalah publikasi yang kurang maksimal  pada hari efektif. Sebab, hal itu berbenturan dengan jadwal kuliah. Namun, kendala tersebut bukan menjadi kendala yang berarti sehingga kegiatan itu mampu berjalan dengan baik. (*)

Penulis: Pradita Desyanti

Editor: Feri Fenoria Rifa’I