Universitas Airlangga Official Website

Himpunan Mahasiswa Radiologi UNAIR Gelar Seminar Nasional Pertama Bersama PARI

HIMPUNAN Mahasiswa Radiologi menyelenggarakan Seminar Medical Imaging Events of Radiography di Graha BIK IPTEKDOK Fakultas Kedokteran. (Foto: Istimewa)
HIMPUNAN Mahasiswa Radiologi menyelenggarakan Seminar Medical Imaging Events of Radiography di Graha BIK IPTEKDOK Fakultas Kedokteran. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa Radiologi (HIMARO) menggelar seminar nasional bertajuk Medical Imaging Events of Radiography pada Sabtu (29/9). Bertempat di Auditorium Graha BIK IPTEKDOK Fakultas Kedokteran, acara itu mengundang tiga pembicara yang kompeten di bidang radiologi. Mereka adalah Paulus Rahardjo, dr., Sp. Rad(K); Hidayat Agus S. ST.; dan Saskia Dyah Handari, dr., SpJP.

Mengambil tema ”CT Scan Cardiac”, seminar tersebut bertujuan memberikan pengetahuan seputar pemeriksaan penyakit jantung menggunakan teknik Computerized Tomography (CT) Scan beserta prosedur penanganannya. Teknik yang juga disebut calcium score screening heart scan itu merupakan tes yang digunakan untuk mendeteksi penumpukan kalsium pada arteri jantung. CT-Scan menjadi salah satu metode pendeteksi paling efektif untuk mengetahui risiko penyakit jantung sejak dini.

”Selama ini, penyakit jantung menjadi pembunuh atau penyebab kematian nomor satu. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Semoga seminar ini dapat  membantu para radiografer. Terutama dari segi pengetahuan dan teknik pemeriksaannya. Intinya untuk mengurangi resiko penyakit jantung.” Jelas Muhammad Ihsan Abdul Gani, selaku ketua pelaksana.

Acara tersebut merupakan program kerja tahunan HIMARO yang rutin dilaksanakan setiap periode kepengurusan. Kali ini mereka menggandeng Perhimpunan Ahli Radiografer Indonesia (PARI) sebagai partner kerja sama.

”Rencananya ini akan menjadi proker tahunan kami. Untuk selanjutnya mungkin bisa dalam bentuk lain semisal workshop, atau lomba karya tulis ilmiah (LKTI),” sebut mahasiswa Radiologi 2016 itu.

Menggandeng organisasi besar nasional PARI, menurut dia, menjadi kebanggaan dan tantangan tersendiri. ”Semisal sistem birokrasi yang bisa dibilang sulit, kemudian untuk panitia sendiri dari mahasiswa. Di mana kita harus bisa membagi waktu antara kuliah, praktikum, dan organisasi,” imbuhnya.

Meski begitu, Ihsan, sapaan akrabnya, kini mampu bernapas lega. Seminar yang dia inisiasi bersama rekan-rekan organisasinya dapat terlaksana. Hal tersebut, lanjut dia, tak terlepas dari beberapa anggota PARI yang turut membantu dalam kepanitiaan.

Seminar itu tak hanya dihadiri mahasiswa UNAIR dan Surabaya, melainkan ada pula mahasiswa dari beberapa wilayah di Indonesia seperti Aceh, Bali, hingga Sulawesi. ”Untuk peserta, saat ini ada 230 peserta. Ke depan, mudah-mudahan acara ini semakin besar dan lebih banyak mahasiswa dari seluruh Indonesia yang mengikuti acara kami,” tutupnya. (*)

Penulis: Zanna Afia Deswari

Editor: Feri Fenoria Rifa’i