Ikan toman (Channa micropeltes) adalah salah satu ikan perairan sungai, rawa, parit dan danau bahan yang biasa dijadikan makanan di negara-negara Asia tropis seperti semenanjung Malaysia, Sungai Menam, Sungai Meikong, Pulau Sumatara, dan sebagainya. Ikan toman juga populer dan banyak tersedia di daerah Kalimantan Barat. Berdasarkan statistik dari Departemen Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat (2014-2017) total produksi Ikan toman dari tangkapan alami telah meningkat secara signifikan, total tangkapan 1.924 ton pada 2015, dan meningkat menjadi 6.572 ton atau 241,57% pada 2017.
Belakangan ini banyak penelitian tentang zat gizi dan senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung di dalam ikan toman. Dapat diperkirakan bahwa daging ikan-ikan marga Channa mengandung protein yang tinggi. Hebatnya, Ikan toman ini juga sangat kaya akan albumin, yaitu salah satu jenis protein penting bagi tubuh manusia. Kandungan albumin ini akan semakin tinggi seiring dengan bertambahnya berat dan ukuran ikan.
Asam-asam amino esensil dan asam-asam lemak esensil, di antaranya asam linoleat (C18:2) dan asam arakhidonat (C20:4), yang termasuk dalam kelompok asam lemak omega-3 dan omega-6 juga terkandung dalam daging ikan toman. Dalam sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Pratama et al. (2020), ikan toman memiliki jenis asam-asam amino yaitu : Threonine, valine, methionine, L-leusin, leusin, fenilalanin, histidin, lisin, arginin, asam aspartat, serin, glutamat, glisin, alisin, dan tirosin.
Di samping itu, daging ikan ini terbukti mengandung banyak mineral, antara lain Zn (seng), Fe (zat besi), K (kalium), dan Ca (kalsium). Beberapa penelitian menemukan bahwa mengkonsumsi ikan Ikan toman memiliki dampak medis yang penting dalam berbagai perawatan seperti mempertahankan tekanan osmotik, mempercepat proses penyembuhan luka, sebagai potensi antihiglikemik, dan sangat baik bagi penderita hipoalbuminemia. Namun demikian, ikan ini juga dikonsumsi untuk menyembuhkan luka pada kulit, untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan pasca operasi.
Dari segi nilai ekonomi, pastinya ikan ini memiliki nilai yang tinggi. Di daerah asalnya, yaitu Kalimantan dan Sumatera, Ikan toman liar hasil tangkapan dari sungai, danau dan rawa-rawa kerap kali diasinkan sebelum diperdagangkan antar pulau. Ikan toman asin menjadi salah satu ikan kering yang cukup mahal harganya. Tak hanya diasinkan, ikan toman segar atau hidup juga diperjual belikan untuk dikonsumsi rumah tangga. Bahkan, banyak kolektor ikan hias berani membayar mahal untuk ikan ini.
Penulis: Veryl Hasan
Departemen MKI-BP Fakultas Perikanan dan
Kelautan
Email: veryl.hasan@fpk.unair.ac.id
Informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini dapat diakses dihttps://smujo.id/biodiv/article/view/4840/3749