Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mudah untuk terkontaminasi oleh bahan pencemar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kegiatan manusia yang membuang sisa kegiatan atau sisa olahan yang tidak terpakai ke badan air tanpa adanya pengolahan yang memadai terlebih dahulu. Apabila mahkluk hidup terutama manusia memanfaatkan secara langsung air yang terindikasi tercemar oleh bahan pencemar maka hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang jika dibiarkan akan berdampak fatal. Salah satu jenis bahan pencemar yang sering kali mencemari badan air adalah bahan pencemar yang berasal dari logam berat.
Salah satu dari logam berat yang digunakan adalah nikel. Beberapa industri masih menghasilkan limbah yang memiliki kandungan nikel yang cukup tinggi, sehingga perlu adanya pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dapat dibuang ke perairan. Salah satu industri penghasil limbah nikel adalah industri elektroplating yang banyak berkembang di Indonesia. Salah satu masalah kesehatan yang dapat timbul akibat limbah nikel adalah masalah kesehatan kulit pada manusia.
Terdapat beberapa metode yang dapat dan umumnya dilakukan untuk mengolah limbah cair pada lingkup industri. Pada pengolahan logam berat dari air limbah, metode yang sering digunakan adalah presipitasi secara kimiawi dan pertukaran ion, tetapi unit-unit pengolahan tersebut memerlukan biaya yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan unit pengolahan alternatif yang berbiayayang lebih rendah. Adsorpsi/penjerapan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyisihkan logam berat. Adsorpsi merupakan metode yang efisien untuk menyisihkan logam berat karena tidak memerlukan peralatan yang rumit dan cukup mudah dalam pengerjaannya.
Industri tahu, salah satu industri yang ada di Indonesia di dalam prosesnya, menghasilkan limbah baik berupa limbah cair atau padat. Limbah-limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai adsorbent, media penjerap logam berat. Hal ini dapat dijelaskan karena limbah tersebut mengandung protein yang dapat mengikat logam berat.
Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan adalah limbah padat tahu yang telah dimobilisasi dengan silika mampu menyisihkan ion logam nikel pada limbah cair. Imobilisasi dilakukan agar limbah padat tahu (sebagai adsorbent) meningkat kemampuannya dalam penjerapan logam berat, memiliki kekuatan mekanik lebih baik, dan tahan dari degradasi secara biologi.
Efisiensi penyisihan nikel mencapai nilai di atas 90%, model adsorpsi mengikuti model BiLangmuir, kinetika adsorpsi adalah pseudo orde dua. Limbah tahu padat sebagai adsorbent memiliki propsek yang cerah untuk digunakan dan dikembangkan sebagai adsorbent murah yang relatif ramah terhadap lingkungan untuk mengolah limbah cair yang mengandung ion logam nikel.
Penulis: Eko Prasetyo Kuncoro
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini:
https://revues.imist.ma/index.php?journal=morjchem&page=article&op=view&path%5B%5D=19128