n

Universitas Airlangga Official Website

Rancang Alat Pompa Perut untuk Masukkan Nutrisi pada Pasien Disfagia

UNAIR NEWS – Suplai nutrisi setiap hari bagi pasien secara adekuat memegang peranan penting, baik pasien kritis maupun pasien dalam perawatan. Tujuannya untuk memelihara kesehatan pasien dan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit. Namun apa jadinya jika pasien tersebut kehilangan reflek menelanya? Jika ia tidak bisa menelan asupan nutrisi tentu sulit mendapatkan nutrisi untuk tubuhnya.

Berangkat dari permasalahan itulah tim mahasiswa Universitas Airlangga yang beranggotakan Masunatul Ubudiyah (FKp ‘13), Mokhammad Dedy Batomi (FV ‘13), Mokhammad Deny Basri (FV ‘13), dan Dewa Ayu Gita MS (FST ‘12) berhasil merancang sebuah alat “pompa perut” yang memungkinkan untuk memasukkan asupan nutrisi kepada pasien. Alat itu mereka namakan “Nasogastric Pump Control”.

Diterangkan oleh Masunatul Ubudiyah, Ketua tim PKM Karsa Cipta ini, bahwa disfagia merupakan obstruksi pada jalannya makanan melalui mulut, faring, atau esophagus, dimana penderita mengalami kesulitan menelan yang terkadang disertai rasa nyeri. Keluhan ini sering muncul sebagai penyakit penyerta dari penyakit lain seperti stroke, maupun post operasi usus.

Si kembar Mokhammad Dedy Batomi dan Mokhammad Deny Basri mengapit dua anggota Tim PKM-KC UNAIR Dewa Ayu Gita MS dan Masunatul Ubudiyah. (Foto: Dok Tim)
Si kembar Mokhammad Dedy Batomi dan Mokhammad Deny Basri mengapit dua anggota Tim PKM-KC UNAIR Dewa Ayu Gita MS dan Masunatul Ubudiyah. (Foto: Dok Tim)

Dengan temuan yang kemudian disusun menjadi makalah berjudul “Nasogastric Pump Control”: Inovasi Injeksi Nutrisi Cair dan Obat dengan Prinsip Stability Fluid Pressure dalam Meminimalisir Bahaya Distensi Abdomen pada Pasien Disfagia (Kelemahan Refleks Menelan)” ini, Tim PKM ini menjadi salah satu penerima dana hibah bidang Karsa Cipta dari Dirjen Pendidikan Tinggi, Kemenristek Dikti, dalam Program Kreativitas Mahasiswa 2016.

Ditambahkan oleh Dedy, timnya merancang ini menggunakan arduino uno, menginovasi alat NGT (Nasogastric Tubes) menjadi sebuah desain prototipe alat canggih yang dilengkapi dengan tiga pilihan mode (nutrisi, observasi dan terapi). Rancangan ini belum pernah dikembangkan sebelumnya.

Mode nutrisi itu dapat dipilih bagi pasien disfagia tanpa komplikasi penyakit lain, sehingga nutrisi diinjeksikan seperti menelan normal. Sedangkan mode observasi digunakan untuk mengecek dan mengobservasi untuk keperluan diagnosa pada lambung pasien. Terakhir, mode terapi yang dapat diatur waktunya, karena terkait dengan proses absorbsi nutrisi pada usus, sehingga mode ini dikhususkan pada pasien disfagia dengan komplikasi pencernaan lain seperti pasien pasca operasi usus halus.

Ditanya tentang kendalanya, Ayu Gita menambahkan, sejak awal proses pembuatan prototype alat ini sudah banyak ditemukan kendala, mulai dari perancangan komponen sampai tahapan akhir programming.

Namun permasalahan tersebut dapat kami urai satu per satu, sesuai kompetensi kami yang bukan dari satu fakultas, ada dari Fakultas Keperawatan, Vokasi, dan Sains Teknologi, sehingga waktu untuk berkumpul dan diskusi atau menyelesaikan alat ini cukup susah. Tetapi saat malam ba’da sholat Maghrib sampai jam 22.00 selalu kami sisihkan untuk membuat alat ini setiap minggunya,” tambah Gita.

Harapan kedepan tentang prototype ini, Deny meyakini punya harapan besar untuk bisa mematenkan rancangan ini serta menjalin mitra. Terpenting, katanya, “Nasogastric Pump Control” ini bisa diterapkan dan dikembangkan secara luas di pusat pelayanan kesehatan, mengingat prevalensi penderita disfagia di rumah sakit masih cukup tinggi. (*)

Penulis: Bambang Bes