Universitas Airlangga Official Website

Potensi Kombinasi Kalsium Hidroksida-Propolis terhadap hambatan bakteri Lactobacillus acidophilus

Menurut data Riskesdas, sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang dikeluhkan masyarakat Indonesia. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi adalah karies.Karies adalah penyakit kronik yang prosesnya berlangsung sangat lama berupa hilangnya ion-ion mineral secara kronis dan terus-menerus dari permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri dan produk-produk yang dihasilkan. Lactobacillus acidophilus merupakan spesies bakteri yang paling banyak ditemukan pada saliva penderita karies di antara beberapa spesies Lactobacillus sp. yang teridentifikasi.Lactobacillus acidophilus berperan sebagai penyebab karies yang lebih lanjut. Bakteri ini memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan asam organik (asam laktat) sehingga mengubah pH rongga mulut menjadi asam.

Karies gigi yang tidak dilakukan perawatan lambat laun akan mencapai bagian jaringan pulpa dan terjadi peradangan pada pulpa. Peradangan pada jaringan pulpa gigi salah satunya adalah pulpitis reversibel.Perawatan pada pulpitis reversibel adalah pulp capping.Dua jenis perawatan pulp capping yaitu direct dan indirect pulp capping.Directdan indirect pulp capping bertujuan untuk mempertahankan fungsi dan kesehatan pulpa, oleh karena itu bahan yang digunakan harus dipertimbangkan dengan baik untuk menentukan keberhasilan perawatan. Syarat penggunaan bahan pulp capping diantaranya adalah mengontrol infeksi, melekat pada dentin untuk mencegah kebocoran mikro,dan mendukung terbentuknya jembatan dentin.

Kalsium hidroksida memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak dapat mengeliminasi beberapa mikroorganisme yang terdapat dalam tubulus dentinalis oleh karena membutuhkan kontak langsung dengan bakteri dalam sifat antibakterinya yang cenderung menetralkan sistem buffer dentin. Kemampuannya, dalam hal ini pH yang tinggi, resisten terhadap beberapa bakteri tertentu, difusi dan daya larut yang rendah, dan menunjukkan terjadinya peningkatan resorpsi internal pada gigi sulung akibat pulpotomi dengan kalsium hidroksida.

Evaluasi keberhasilan perawatan pulp capping salah satunya dapat dilihat secara radiografis. Penelitian yang dilakukan Rosyida menyatakan bahwa dari 30 kasus perawatan pulp capping direk dengan bahan kalsium hidroksida, terdapat 11 kasus (36,70%) yang dikategorikan berhasil, 14 kasus (46,70%) yang dikategorikan meragukan, dan 5 kasus (16,70%) yang dikategorikan gagal. Kegagalan perawatan pulp capping menyebabkan terjadinya keradangan pada pulpa dan tidak terjadinya proses healing karena dentin tersier tidak terbentuk.Kelemahan kalsium hidroksida menyebabkan banyak peneliti mencari bahan alternatif, salah satunya adalah bahan yang berasal dari alam. Beberapa kombinasi telah dilakukan untuk mengetahui efektivitasnya dengan kalsium hidroksida, seperti propolis.

Propolis merupakan salah satu produk alam yang dihasilkan oleh lebah yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan karena khasiatnya dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit.Pada praktik kedokteran gigi, propolis telah lama digunakan karena kemampuannya sebagai anti inflamasi, anti mikroba, anti jamur, dan dapat menyembuhkan bekas luka.Selain itu diketahui bahwa ekstrak propolis dapat menginduksi diferensiasi fibroblas pulpa pada odontoblast like cells yang dipapar Lactobacillus acidophilus inaktif.

Kalsium hidroksida yang dicampur dengan ekstrak propolis akan bereaksi membentuk campuran kalsium hidroksida – propolis membentuk senyawa garam kalsium. Yang menjadi senyawa aktif dalam garam kalsium adalah senyawa-senyawa yang berasal dari ekstak propolis seperti flavonoid, saponin, tannin, CAPE, dan terpenoid.

Propolis juga mampu menginaktivasi protein enzim dan lapisan protein sehingga mengganggu permeabilitas dan merusak dinding sel bakteri. Enzim glukosiltranferase tersusun atas protein dan dengan terhambatnya sintesis protein sel, maka sintesis enzim gtfakan terhambat.Terpenoid yang merupakan senyawa dengan sifat anti bakteri dapat meningkatkan permeabilitas proton sehingga proton akan mudah masuk ke dalam sitoplasma. Akumulasi proton instrasel akan memicu penurunan pH dan sensitisasi asam. Kondisi pH yang rendah merupakan salah satu inhibitor aktivitas katalisis enzim, termasuk enzim gtf yang akan terhambat aktivitasnya.Propolis dapat memperbaiki kekurangan kalsium hidroksida dan dapat bekerja secara sinergis dalam menghambat bakteri Lactobacillus acidophilus.

Penulis: Dr. Ira Widjiastuti,drg.,M.Kes.,Sp.KG(K)

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://s.id/wzQGY  

Ira Widjiastuti, Ari Subiyanto, Edward Irwantoro, Made Ayu Ricka Dwitrayani dan Leviena Merlynike Leo (2020). Effectiveness Of Calcium Hydroxide – Propolis Extract Combination Against Lactobacillus Acidophilus Colonization. Biochem. Cell. Arch. Vol. 20, No. 2, pp. 4953-4956; DocID: https://connectjournals.com/03896.2020.20.4953