UNAIR NEWS – Prestasi Universitas Airlangga pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun ini terbilang unggul dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dengan sejumlah 21 tim yang lolos, UNAIR mendapatkan perolehan juara III, menyusul Universitas Brawijaya pada juara I, dan Universitas Gadjah Mada pada juara II.
Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, SH., MH., CN., mengatakan, pembinaan terhadap tim PKM memang dilakukan cukup lama. Berbagai persiapan dan fasilitas diberikan jauh-jauh hari demi menunjang keikutsertaan PIMNAS.
“Setelah dinyatakan didanai sejumlah 167 tim, kita lakukan monitoring dan pembinanan secara intensif. Setelah dinyatakan lolos finalis, selama lebih dari setengah bulan dilakukan penggemblengan, baik materi, presentasi, maupun poster,” ujar Hadi.
Berikut perolehan medali tiga besar juara umum PIMNAS kategori presentasi:
Juara Umum | Perguruan Tinggi | Medali | ||
Emas | Perak | Perunggu | ||
1 | UB | 6 | 4 | 2 |
2 | UGM | 5 | 2 | 3 |
3 | UNAIR | 5 | 3 | 0 |
Jumlah tersebut meningkat dari perolehan medali pada tahun 2015. Pada kategori presentasi, tim UNAIR mendapatkan 2 medali emas, dan 1 perak.
Ayu Tarantika Indreswari dari tim KUMAK “Kit Uji Merkuri dalam Air dan Kosmetik” memperoleh dua medali emas, yaitu untuk kategori presentasi serta pameran produk dan poster. Ia mengatakan, UNAIR mendukung penuh semua fasilitas yang dibutuhkan tim PKM yang lolos PIMNAS, sejak baru didanai hingga hari H pelaksanaan PIMNAS.
“Kami diberi beberapa materi dasar dan dibekali bagaimana mempersiapkan materi presentasi, finishing laporan akhir, poster, dan artikel ilmiah, dan dikoordinasi dengan proses uploading. Dan tiga hari terakhir kami melakukan pleno atau presentasi secara bersama-sama serta evaluasi,” ujar Ayu.
Penghargaan bagi finalis PIMNAS
Hadi mengatakan, pihaknya kini sedang meminta arahan rektor untuk memberikan afirmasi terhadap mahasiswa yang lolos PIMNAS. Ada rencana untuk mahasiswa yang lolos PIMNAS, bebas dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan skripsi.
“Misal, kalau dapat medali PIMNAS bidang penelitian bisa dibebaskan dari skripsi. Kalau bidang pengmas bisa bebas dari KKN,” katanya.
Hadi mengatakan, cara ini akan menjadi stimulus mahasiswa untuk lebih aktif mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Selain itu, ke depan, diharapkan fakultas bisa lebih memantau iklim akademik mahasiswa.
“Agar fakultas juga ikut memantau dan memberikan iklim akademik yang kondusif terhadap penelitian-penelitian bidang PKM. Karena sekarang ada yang kurang kondusif. Mengajukan skripsi tema sama dengan PKM, ditolak. Yang seperti ini akan diminimalisir. Mau dibuat regulasi, ada aturan mainnya, sehingga fakultas tinggal menjalankan. Nanti bagaimana formulasinya ini yang akan kita kaji,” terangnya.
Dengan perolehan juara III PIMNAS tahun 2016 ini, Hadi berharap UNAIR bisa lebih maksimal lagi di tahun depan. Pihaknya juga menginginkan agar bidang sosial humaniora lebih dikuatkan lagi. Karena sebagai lembaga pendidikan berbentuk universitas, UNAIR memiliki sumber daya yang mumpuni dibandingkan perguruan tinggi non-universitas.
“Kita lemah di bidang sosial humaniora, padahal universitas adalah lumbungnya bidang ini. Ke depan, kita akan lebih memberi perhatian bidang soshum, agar UNAIR leading dibidang tersebut,” pungkasnya. (*)
Penulis: Binti Q. Masruroh
Editor: Defrina Sukma S.