Universitas Airlangga Official Website

Perbandingan Sudut Gonion pada Usia Dewasa Muda yang Sehat sebagai Salah Satu Indikator Asimetri Wajah

Foto by DocPlayer

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui adanya perbedaan sudut gonion tulang mandibula pada laki-laki dan perempuan sehat usia dewasa muda di Indonesia. Sudut gonion merupakan sudut yang didapatkan dari garis imajiner antara titik-titik yang melewati zygion dan gonion serta gonion dan gnathion pada area wajah seseorang. Penelitian terdahulu jamak menggunakan teknik kraniometri maupun radiografi kepala posisi anterior. Masih belum banyak dilaporkan mengenai analisis sudut gonion berdasarkan studi fotometri, di mana teknik ini bila dikerjakan dengan baik dan benar dapat menjadi alternatif pengukuran yang lebih simpel dan  murah dibandingkan kedua teknik yang lain. Penelitian dilakukan di Surabaya, di mana usia partisipan diatas 18 tahun dan tidak lebih dari 22 tahun. Sebelum penelitian dilakukam, uji kelayakan etik dan persetujuan dari setiap partisipan telah dilaksanakan.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa rerata sudut gonion pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, baik pada sisi kanan maupun kiri wajah, meskipun secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Penelitian ini didasarkan dari analisis fotometri wajah partisipan yamg diambil menggunakan kamera DLSR pada jarank 1,5 meter dengan penyangga tripod. Posisi wajah relaks dengan posisi duduk tegak dan pandangan mata menghadap lurus ke depan, ke arah kamera. Hasil gambar disimpan dan diolah menggunakan piranti lunak fotometri tpsDig2 ver 2.3, dengan kalibrasi pada setiap pengambilan gambar.

Sudut gonion merupakan salah satu indikator simetrisitas wajah seseorang, dimana sisi wajah kiri akan dibandingkan dengan sisi wajah kanan. Normal terjadi bila didapatkan selisih pengukuran antara kedua sisi tersebut, namun apabila selisih yang didapatkan terlalu besar, maka dapat mengganggu estetika maupun fungsi, termasuk oklusi dari rahang atas dan bawah. Semakin besar sudut gonion seseorang maka bentuk wajahnya akan semakin vertikal, dan sebaliknya pada sudut gonion yang kecil maka bentuk wajah seseorang cenderung melebar ke arah horisontal.

Pada penelitian ini, partisipan berasal dari berbagai suku di Indonesia, diantaranya Jawa, Sunda, Betawi, Madura, Bugis, Batak dan Papua. Keberagaman etnis mencerminkan diversitas asal data, di mana suku berpengaruh terhadap bentuk dan pola wajah seseorang, termasuk besaran sudut gonion. Namun karena adanya masa pandemi COVID-19, jumlah partisipan yang berhasil mengikuti penelitian ini belum mencapai jumlah optimal, sehingga diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah partisipan yang lebih besar sehingga dapat lebih mencerminkan kondisi pengukuran pada populasi umum di masyarakat Indonesia. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi klinisi untuk menetapkan rencana diagnostik dan terapi yang lebih tepat misalnya pada kasus bedah rekonstruksi asimetri wajah pasca trauma maupun maloklusi rahang yang berat.  Hal tersebut dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu secara fisik maupun psikis.

Penulis: Viskasari P. Kalanjati

Artikel lengkap dapat diunduh di: Mal J Med Health Sci 17(SUPP2): 1-4, April 2021;https://medic.upm.edu.my/jurnal_kami/malaysian_journal_of_medicine_and_health_sciences_mjmhs/mjmhs_vol17_supp_2_april_2021-61401

Judul artikel: Gonial Angle of Healthy Young Males and Females in Indonesia: A Study Using the Facial Photometry (Rudi Irawan, Viskasari P. Kalanjati, Peppy Nawangsasi, Risdiansyah, Abdurachman)