Universitas Airlangga Official Website

Acara Bincang Dokter UNAIR TV Berikan Penjelasan Penyakit Rabies

Bincang Rabies Dokter UNAIR TV, Jumat (30/6/2023). (Foto: Kanal YouTube Dokter UNAIR TV)
Bincang Rabies Dokter UNAIR TV, Jumat (30/6/2023). (Foto: Kanal YouTube Dokter UNAIR TV)

UNAIR NEWS –  Penyakit rabies kembali menjadi perbincangan hangat di dunia kesehatan. Pasalnya, belakangan ini terjadi peningkatan infeksi rabies yang berujung pada kematian. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes-RI) menetapkan kasus kematian tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Terkait hal tersebut, dr Brian Eka Rachman, dosen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran (FK) Universitas, Airlangga (UNAIR) memberikan penjelasan. Ia mengatakan bahwa rabies merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus rabies, jenis virus RNA (ribonukleat acid) yang target serta tujuannya adalah otak dan sistem saraf.

Penyakit rabies biasanya terjadi melalui gigitan, cakaran, maupun jilatan beberapa jenis hewan, baik hewan peliharaan maupun hewan liar.

“Hewan yang bisa menularkan Rabies menurut beberapa laporan adalah hewan-hewan yang sebenarnya dekat dengan kita, seperti anjing, kucing. Atau bisa juga hewan liar, misalnya kelelawar, tupai, rubah, dan lain sebagainya,” tutur dr Brian dalam acara bincang Dokter UNAIR TV pada Jumat (30/6/2023).

Ciri-Ciri Hewan Terinfeksi Rabies

Hewan yang terinfeksi virus rabies biasanya menunjukkan ciri-ciri atau gejala khusus. Untuk hewan peliharaan, kata dr Brian, biasanya akan menunjukkan sikap dan respons yang sama sekali berbeda dengan sebelumnya.

“Misalnya saja, hewan peliharaan yang biasanya menuruti perintah kita kemudian tiba-tiba mulai tidak merespons bahkan tidak mengenali kita,” ucap dr Brian.

Beberapa ciri lainnya, sambung dr Brian, dapat terlihat dari perubahan gerak-gerik hewan. Biasanya hewan terinfeksi rabies akan menjadi lebih agresif, sensitif terhadap cahaya, lebih banyak memproduksi dan mengeluarkan air liur, serta mengalami perubahan suara akibat ketegangan otot di kerongkongan.

Gejala dan Penanganan Awal

Gejala infeksi virus ini pun terbilang cukup beragam. Ketika awal terinfeksi, biasanya gejala yang timbul hanyalah rasa lemas hingga sakit kepala. Akan tetapi, ketika virus rabies telah menyebar di dalam tubuh, maka gejala yang terjadi akan semakin berat dan berpotensi menyebabkan kematian.

“Ketika sudah menyebar, beberapa gejalanya adalah merasa kesemutan di daerah sekitar gigitan. Kemudian juga mulai menjadi gelisah dan agresif, kadang disertai kejang, dan sensitif terhadap cahaya dan air. Saat penyakitnya sudah advanced bisa menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian,” jelas dosen FK UNAIR itu.

Pada akhir, dr Brian memberikan tips penanganan awal saat terinfeksi rabies. Ketika mengalami gigitan hewan terduga rabies, maka maka langkah yang harus segera dilakukan adalah menghubungi tenaga medis terdekat.

Di samping itu, ia juga mengimbau untuk melakukan penanganan medis secara mandiri dengan cara membersihkan luka dengan air mengalir serta segera melakukan penutupan terhadap luka gigitan.

“Ketika kita digigit, tentu segera menghubungi nakes terdekat sembari kita melakukan pembersihan luka dengan air mengalir atau boleh juga ditambahkan dengan antiseptik. Lalu juga yang tidak kalah penting adalah menutup luka,” tegasnya. (*)

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Binti Q. Masruroh