Universitas Airlangga Official Website

ADPRC-OHCC UNAIR Gelar Talkshow Ancaman Transmisi Zoonosis Hewan Liar

Dr Ichwan Muslih SSi MSi menjawab pertanyaan peserta pada sesi tanya jawab seputar topik Zoonosis di Jawa Timur (Foto: Istimewa)
Dr Ichwan Muslih SSi MSi menjawab pertanyaan peserta pada sesi tanya jawab seputar topik Zoonosis di Jawa Timur (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Airlangga Diseases Prevention and Research Center – One Health Collaborating Center (ADPRC-OHCC) menyelenggarakan talkshow satwa liar, pandemi, dan One Health. Kegiatan berlangsung Kamis (20/2/2025) di Aula Tandjung Adiwinata Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) Kampus MERR-C. Acara yang bekerjasama dengan Udayana OHCC tersebut mengangkat topik Sinergi untuk Pencegahan Zoonosis di Jawa Timur. Terdapat tiga pemateri yang hadir yaitu Dr Ichwan Muslih SSi MSi (BBKSDA Jawa Timur), drh Farida Camallia Zenal MSc (FAO Indonesia), dan Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh (Guru Besar FKH UNAIR).

Dr Ichwan Muslih SSi MSi mengatakan 70 persen penyakit emerging infectious diseases zoonosis berasal dari satwa liar akibat akses interaksi yang semakin dekat dengan manusia. Akar permasalahan tersebut akibat dari pemukiman yang dekat kawasan hutan konservasi maupun praktik budaya memelihara satwa liar.

Transmisi secara spillover patogen terjadi akibat perburuan, konflik, kebiasaan memakan dan daging satwa liar. Sedangkan spillback dari manusia ke hewan terjadi dalam kasus COVID-19 pada harimau, gajah terinfeksi rabies, dan primata terkena tuberkulosis. “Indonesia masuk hotspot penyakit menular baru dan penyakit lama yang muncul kembali. Termasuk yang menimbulkan pandemi,” katanya.

Foto bersama antara peserta talkshow, pembicara, dan panitia (Foto: Istimewa)
Foto bersama antara peserta talkshow, pembicara, dan panitia (Foto: Istimewa)

Terkhusus di Jawa Timur juga menjadi salah satu kawasan dari jaringan perdagangan hewan liar Indonesia. Terdapat beberapa lembaga konservasi yang menjadi rujukan kandang transit dari proses penyitaan hewan tersebut. Penerapan kandang tersebut juga wajib dan mengadopsi biosecurity. Karena pengelolaan zoonosis satwa liar, mulai dari identifikasi jenis penyakit zoonosis insitu maupun eksitu. 

Drh Farida Camallia Zenal MSc menuturkan One Health menekankan peran seluruh pihak untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Implementasi One health perlu konsistensi dan continous untuk semua pihak yang terlibat. Biodiversitas yang tinggi di Indonesia terkadang disalahartikan sebagai potensi zoonosis yang tinggi. Kehilangan salah satu plasma nutfah dapat mengganggu food chain yang telah terbentuk. “Biodiversitas bukan merupakan permasalahan. Sekarang ini durian lokal mulai banyak berkurang karena penangkapan kelelawar berlebih,” tuturnya.

Fase pre-emergence sangat penting sebagai langkah antisipasi dari kejadian insidensi yang tak terduga. Karena jenis patogen yang akan muncul tidak dapat terdeteksi dan dapat menyebabkan infeksi mendadak.

Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh menjelaskan vaksin berasal dari protein virus, dari bahan antigen yang dapat menginduksi antibodi yang memiliki sifat spesifik. Sehingga tubuh akan menetralisir virus. Vaksin terus berubah mengikuti tren imunologi terbarukan mengikuti perkembangan zaman. Terbaru, vaksin m-RNA menjadi salah satu jenis vaksin yang menjadi variasi pengembangan terbarukan. “Tantangan produksi vaksin di Indonesia saat 2020 adalah belum adanya produksi vaksin sebelumnya. Kini kita telah belajar dan lebih siap lagi,” jelasnya. 

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Yulia Rohmawati