UNAIR NEWS – Permasalahan pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini semakin menghawatirkan dan sudah menjadikan masalah yang sangat serius. Terutama dengan semakin banyaknya kebutuhan di kalangan rumah tangga saat ini seperti jasa industry laundry. Hal ini menyebabkan limbah cair laundry yang dihasilkan semakin banyak.
Peningkatan jumlah limbah akibat pencucian pakaian yang dihasilkan ini memiliki dampak langsung kepada lingkungan apabila tidak dikelola dan diolah dengan baik, karena limbah laundry ini dapat mencemari lingkungan.
Mahasiswa prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat adsorben karbon aktif alami menggunakan tumbuhan Salvinia Molesta sp. Sasarannya untuk menjerap kandungan surfaktan dan fosfat yang terkandng dalam deterjen.
Mereka itu adalah Muhammad Yufansyah Purnama, Mohammat Nurrahmat Saputra, dan Zalfa Annisa Dewantari. Upaya mereka yang dituangkan dalam proposal, berhasil lolos seleksi dan memperoleh dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2018.
Muhammad Yufansyah Purnama, ketua tim peneliti, bahwa fosfat memegang peranan penting dalam produk deterjen, sebagai softener air dan Builders. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Fosfat tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup.
”Namun bila dalam jumlah yang terlalu banyak, fosfat dapat menyebabkan penumpukan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air sungai atau danau. Hal itu ditandai oleh ledakan pertumbuhan algae dan eceng gondok yang secara tidak langsung dapat membahayakan biota air dan lingkungan,” kata M Yufansyah.
Surfaktan juga tidak jauh berbeda dengan fosfat yang merupakan suatu senyawa aktif penurun tegangan permukaan yang dapat diproduksi melalui sintesis kimiawi maupun biokimiawi. Dalam dunia kesehatan, surfaktan dan fosfat juga menyebabkan gangguan seperti osteoporosis hingga kerusakan ginjal.
Dijelaskan juga, teknologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adsorben karbon aktif dari Salvinia Molesta sp. atau kiambang sebagai salah satu tumbuhan yang berpotensi menjadi adsorban bagi fosfat dan surfaktan.
”Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kandungan surfaktan dan fosfat dengan cara adsorbansi menggunakan adsorben tanaman kiambang yang sudah diekstraksi. Kemudian dilakukan pra pengujian sampel adsorben terhadap air limbah industri laundry dengan variasi waktu kontak dan variasi massa adsorben,” katanya.
Setelah selesai pra-uji kemudian dilakukan beberapa tahapan uji selanjutnya, yaitu uji SnCl dilakukan untuk menguji kandungan fosfat dan uji Mbas dilakukan untuk menguji kandungan surfaktan. Dua pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui pengurangan kandungan fosfat dan surfaktan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa adsorben salvinia molesta dapat mengurangi kandungan fosfat dan surfaktan. Hasil dari uji SnCl bahwa adsorben mampu mengurangi kandungan fosfat dengan efektivitas penjerapan 53% pada air limbah laundry. Hasil dari uji Mbas bahwa adsorben mampu mengurangi kandungan surfaktan dengan efektivitas penjerapan 82% pada air limbah laundry.
”Jadi dari penelitian ini dapat diketahui efektivitas penjerapan adsorben dari tanaman salvinia molesta dalam mengurangi kandungan fosfat dan surfaktan pada air limbah laundry. Sehingga penelitian ini bisa di kembangkan lagi supaya limbah industri laundry dapat diolah lebih baik dan mudah bagi masyarakat,” kata Muh. Yufansyah mengakiri keterangan. (*)
Editor: Bambang Bes