UNAIR NEWS – BEM KM SIKIA Universitas Airlangga gelar kegiatan kancah internasional Airlangga Ethno Ecotourism (AEE 2022) pada Sabtu (29/10/2022). Kegiatan tersebut merupakan serangkaian dari Lomba Esai Internasional yang dilaksanakan pada Agustus lalu.
Mengusung tema Majestic Banyuwangi : A Journey Towards Sustainable Ecotourism with Milions Natural Beauties, kegiatan berlangsung penuh antusias dari para peserta. Pasalnya, peserta yang hadir berasal dari mahasiswa mancanegara yaitu Yaman, Malaysia, dan Tanzania.
Alfan Hidayat Kuswinarto selaku ketua pelaksana kegiatan menyebutkan, kegiatan tersebut digelar guna memperkenalkan ekowisata etnik Banyuwangi ke mata internasional. Dalam hal ini, branding dapat dilakukan dengan mengundang mahasiswa inbound dari luar negeri untuk meningkatkan potensi ekonomi di Banyuwangi melalui pengunjungan wisata yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi.
Kegiatan tersebut diawali dengan briefing peraturan flied trip yang akan digelar selama tiga hari kedepan. Briefing tersebut digelar bersamaan dengan pembukaan Field Trip AEE 2022 di Kampus Giri SIKIA UNAIR Banyuwangi.
“Kita juga tampilkan tarian khas Banyuwangi kepada mahasiswa asing guna pengenalan lebih dekat dengan budaya dan kesenian yang ada di Banyuwangi,” jelas Alfan.

Alfan menyebutkan, mahasiswa asing terlihat penuh antusias menyaksikan tarian yang disuguhkan. Pasalnya, terlihat beberapa peserta yang ikut menari bersama penari gandrung asli usai pertunjukkan digelar.
Kek Shu Yee mengungkapkan, kesempatan ini adalah pengalaman pertama yang ia miliki untuk menyaksikan secara langsung tarian asli Indonesia khususnya Banyuwangi yaitu Tari Gandrung.
“Saya merasa terhormat karena tarian gandrung menjadi tarian pembuka pada acara AEE kali ini. Mengingat tarian tersebut merupakan tari tradisional berupa ucapan terimakasih kepada Tuhan atas hasil panen masyarakat Banyuwangi. Ini adalah tarian tradisional Indonesia yang sangat special dan indah,” ujar mahasiswa asal Malaysia tersebut
Selain daripada itu, mahasiswa internasional diajak untuk mengunjungi Kampung Lukis yang terdapat di Kota Banyuwangi. Dalam hal ini, mereka secara langsung diberi kesempatan oleh masyarakat sekitar untuk melukis pada big canvas mengenai hal apapun yang mengekspresikan perasaan mereka tentang kota Banyuwangi. Lukisan-lukisan tersebut nantinya akan ditampilkan pada event-event kesenian yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
“Sejarah mengenai Kampung Lukis terdengar sangat menarik. Terlebih daripada itu, kami sangat berterimakasih karena mendapatkan kesempatan untuk meninggalkan kenang-kenangan berupa lukisan yang disediakan langsung oleh masyarakat Banyuwangi,” ungkap Shu Yee melanjutkan.

Pada kesempatan tersebut, Alfan mengatakan bahwa field trip hari pertama dikemas dengan bahasan mengenai pengetahuan yang mampu didapatkan oleh peserta terkait kesenian dan budaya yang ada di Banyuwangi. Harapannya, pengalaman dan pengetahuan yang didapat mampu mereka sebarluaskan kepada rekan dari negara mereka berasal.
Penulis: Azka Fauziya
Editor: Feri Fenoria