Universitas Airlangga Official Website

AHEC 2023 Ulas Korelasi Akademisi dan Industri

Rektor UNAIR Prof Moh Nasih dalam rangkaian acara Asean Higher Education Conference (AHEC) 2023 pada Rabu (5/7/2023).

UNAIR NEWS – Asean Higher Education Conference (AHEC) 2023 merupakan agenda membahas terkait potensi teknologi digital dalam meningkatkan riset dan inovasi di bidang pendidikan tinggi. Dalam kesempatan tersebut Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak, mendapat kehormatan menjadi salah satu pembicara mengangkat tajuk“Higher Education Role in Connecting Academia and Industry in Accelerating the Energy Transition”.

Rangkaian webinar AHEC 2023 kali ini UNAIR sebagai host, acara berlangsung pada Rabu (5/7/2023) melalui zoom meeting dan youtube. Turut hadir pembicara kunci lain antara lain; Hon. Datuk Seri Mohamed Khaled Bin Nordin (Minister of Higher Education, Malaysia). Prof Dr Dayang Hajah Zohrah Haji Sulaiman (Vice Chancellor of University of Technology Brunei, Brunei Darussalam). Prof Dr Ha Thanh Toan (Rector of Can Tho University, Vietnam). Mr Henry Zaw Tun (Max Power, Myanmar).

Prof Nasih mengungkapkan bahwa peran perguruan tinggi sangat untuk mendukung industri dalam percepatan transmisi energi sebagai solusi penting dan strategis di Indonesia. Saat ini, perlu adanya yang menghubungkan antara akademisi dengan industri untuk kemajuan bersama.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa akademisi sebagai pihak yang berkepentingan untuk menemukan jalan melalui langkah teknologi serta untuk merencanakan permasalahan energi pada dunia. Disisi lain menurutnya industri saat ini telah menjadi jembatan penghubung antara kebutuhan manusia untuk teknologi.

“UNAIR telah mendukung program positif pemerintah Indonesia untuk membangun manusia berkualitas yang mampu memecahkan masalah dunia, termasuk dalam masalah energi berkelanjutan. Selain itu UNAIR telah berkontribusi percepatan energi melalui program transisi energi” tutur Prof Nasih.

Tantangan dan Prospek Industry Connectivity

Baik akademik dan industri tentang hak intelektual dan pelaksanaan kontrak lainnya sulit untuk disesuaikan. Mengingat prosesnya tidak transparan dan memakan banyak waktu, perlu kebijakan yang tepat untuk mengatur komitmen antara akademisi dan industri.

Menurutnya hal ini harus dimulai dari indikator universitas termasuk kutipan menentukan prioritas menghasilkan publikasi berkualitas tinggi. Sementara itu, industri berfokus pada research and development jangka pendek daripada jangka panjang.

“Sistem produksi yang baru tetapi hemat biaya dan pemanfaatan produk yang sederhana menjadi prioritas universitas kekurangan waktu atau sumber daya untuk membangun pengembangan proyek,”tutur Prof Nasih

Sambungya, industri kurang memahami oleh bisnis potensi manfaat bekerja dengan universitas. Hal ini perlu adanya solusi pemerintah dapat mengatasi dengan kebijakan atau peraturan yang dapat menyederhanakan kerjasama antara akademisi dan industri, sehingga mereka dapat berjalan bersama bahkan dengan perspektif yang berbeda.

“Kolaborasi penguatan antara universitas dan industri dapat bermula dengan beberapa strategi. Seperti kebijakan yang tepat dari pemerintah. Kemudian komitmen yang kuat antara akademisi industri untuk mengatasi masalah energi sehingga dapat terselesaikan,” pungkas Prof Nasih.

Penulis: Langgeng Widodo

Editor: Nuri Hermawan