UNAIR NEWS – Airlangga Forum kembali hadir pada Jumat (6/9/2024), dengan tajuk “Mengupas Ancaman Global Baru (MPOX)”. Dalam kesempatan kali ini Airlangga Forum mengundang Nanik Sukristina SKM MKes, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya. Ia menjadi salah satu pembicara dalam mengulik kasus MPOX yang telah merebak secara global, tak terkecuali di Indonesia.
Nanik memaparkan, MPOX merupakan sebuah penyakit cacar yang disebabkan oleh virus bernama Monkeypox. Penemuan virus ini pertama kali terdeteksi menjangkit koloni kera asal Afrika di Denmark pada tahun 1958. Ia menjelaskan virus ini memiliki dua varian yang telah teridentifikasi menyebabkan wabah yaitu, Clade I dan Clade II.
Kasus Pertama di Surabaya
Berdasarkan data kumulatif sejak tahun 2022 hingga 2024, masyarakat telah melaporkan 88 kasus MPOX yang sudah terkonfirmasi di seluruh wilayah Indonesia. Nanik mengungkapkan bahwa di Surabaya hanya terdapat satu kasus yang sudah tercatat di tahun 2023.
“Untuk Kota Surabaya jumlah kasusnya (MPOX, red) yang terkonfirmasi di 2023 cuma satu dan sudah sembuh. Hingga saat ini belum ada terindikasi suspek maupun kasus baru yang terkonfirmasi,” jelasnya
Pasien dengan kasus MPOX pertama di Surabaya merupakan seorang pendatang yang berasal dari wilayah Jawa Barat. Pasien mulai merasakan gejala di Surabaya dan terindikasi terjangkit MPOX setelah melakukan pemeriksaan. Mengetahui hal itu, Dinas Kesehatan Surabaya segera melakukan tindakan mengisolasi mandiri pasien tersebut dan berlanjut dengan rawat jalan. “Jadi, penularannya bukan murni berasal dari Surabaya,” tuturnya.
Upaya Dinas Kesehatan Surabaya
Sejak 30 Agustus 2024 Kota Surabaya telah mengeluarkan surat edaran. Surat edaran dari Kepala Dinas Kesehatan dan Walikota perihal kewaspadaan terhadap risiko MPOX itu telah tersebar kepada ke seluruh fasilitas kesehatan di Surabaya. Dinas Kesehatan Surabaya juga telah menyampaikan informasi tersebut ke masyarakat melalui perangkat kampung dan organisasi kemasyarakatan di Surabaya terutama Kader Surabaya Hebat (KSH).
Nanik mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik serta tetap selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan menjaga kebersihan dan cuci tangan setiap saat. Ia juga menekankan bahwa semua sumber penyakit berasal dari kebiasaan masyarakat yang tidak memperhatikan kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Selanjutnya, Nanik menginstruksikan untuk menghindari hewan yang diduga bisa terinfeksi MPOX serta orang yang memiliki gejala. Upaya terakhir yang bisa diterapkan agar terhindar dari MPOX adalah dengan menghindari konsumsi daging hewan yang diburu dan tidak diolah dengan sempurna atau setengah matang.
“Beberapa orang memang lebih memilih untuk makan daging yang setengah matang seperti steak dan lain-lain. Mungkin hal-hal itu saja yang perlu dihindari untuk saat ini,” pungkasnya.
Penulis: Nadia Azahrah Putri
Editor: Yulia Rohmawati