UNAIR NEWS – Dalam rangka memperingati dies natalies Universitas Airlangga ke-62, Fakultas Psikologi (FPsi) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di SMPN 1 Kalipuro, Banyuwangi. Pengmas dilaksanakan pada Sabtu (29/10) dengan sasaran guru dan siswa. Pengmas ini diikuti oleh sembilan orang dari tiga departemen di FPsi, yakni Departemen Psikologi Kepribadian dan Sosial (PKS), Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental (PKKM), dan Psikologi Pendidikan dan Pengembangan (PPP).
Pengabdian masyarakat dilangsungkan dalam bentuk seminar dan pendekatan sesuai disiplin ilmu masing-masing. Wakil Dekan II FPsi Ilham Nur Alfian, M.Psi., Psikolog turut hadir pada pengmas ini.
“Kami memberangkatkan sembilan orang dari tiga departemen untuk acara pengmas ini, dengan melalui pendekatan berbeda sesuai disiplin ilmu masing-masing terhadap guru dan siswa,” ujar Ilham.
Dalam kegiatan tersebut, Departemen PKS dan PPP memberikan seminar bertajuk “Memberikan Relasi Positif antara Guru, Orang Tua, dan Anak”. Sedangkan Departemen PKKM memberikan seminar “Pemberdayaan Keluarga & Komunitas dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Anak”.
Ilham menambahkan, kedua seminar disegmentasikan bagi guru yang memiliki peran besar di sekolah untuk siswa. Dalam seminar tersebut dijelaskan pentingnya peran guru sebagai pendamping utama siswa di sekolah.
Selain itu, dalam seminar juga dijelaskan kiat-kiat membangun relasi positif dari anak ke orang tua, anak ke guru, juga antara orang tua dan guru. Relasi antar ketiganya penting, supaya peran sekolah lebih optimal dalam pengembangan kepribadian anak.
“Harapan dari dilangsungkannya seminar ini, setiap elemen masyarakat lebih aware mengenai kesehatan mental pribadi masing-masing, dan juga para guru lebih mengerti bagaimana pendampingan siswa dengan relasi yang positif,” tandas Ilham.
Afif Kurniawan, M.Psi., psikolog sekaligus salah seorang pengajar dari Departmen PKKM mengatakan, Departemen PKKM berusaha menciptakan awareness guru dan orang tua terhadap kekerasan pada anak. Sekaligus, langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan bila ada indikasi adanya kekerasan terhadap anak.
“Kita memilih sasaran SMP karena dari segi psikologis anak-anak di usia ini lebih rentan terhadap kekerasan dan juga tindakan menyimpang lainnya yang disebabkan darimanapun. Di sana, kita juga menjelaskan kepada guru yang hadir untuk berani melapor jika ada indikasi kekerasan terhadap anak dan berhak mendapatkan perlindungan,” ujar Afif.
Dalam pengmas tersebut, Departemen PKS mengajak siswa-siswi SMPN 1 Kalipuro untuk lebih mengerti mengenai kesehatan mental, seperti yang telah digaungkan FPsi UNAIR dua tahun belakangan ini. Siswa diberikan penjelasan mengenai tipe-tipe edukasi kesehatan mental dan juga masalah-masalah yang ada pada remaja. Bukan itu saja, siswa juga diberi penjelasan bagaimana melakukan pencegahan dan pengendalian terhadap masalah tersebut. (*)
Penulis : Faridah Hariani
Editor : Binti Q. Masruroh