Perkembangan industri hiburan, dalam dinamika yang menawarkan antara pengalaman dan kenyamanan digital. Dalam konteks konser musik dan Spotify merupakan bagian dari cara personal menikmati musik. Konser musik menawarkan pengalaman intensitas emosional. Sedangkan, Spotify dapat menyediakan kemudahan akses tanpa batas. Namun, beberapa tahun terakhir musik bukan hanya sekedar hiburan. Berbagai musisi kreatif telah menjadikan musik sebagai alat komunikasi yang lebih luas. Begitu pula bagi penikmatnya.
Bagi Gen Z, musik zaman sekarang dinilai sebagai “healing” yaitu proses untuk menenangkan diri, mengatasi stres, atau mengelola emosi. Menurut penelitian Khrishna B, dkk (Shanmukh Krishna et al., 2023), dijelaskan bahwa musik berdampak pada kesehatan melalui sel-sel otak untuk memproses informasi lebih efektif. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa penderita stroke dapat memulihkan kemampuan kognitif mereka dalam waktu dua bulan lebih cepat dengan mendengarkan musik dibandingkan dengan mereka yang tidak mendengarkan musik. Musik terbukti memiliki manfaat kesehatan baik secara fisik maupun emosional.
Di lain sisi, musik membantu seseorang untuk mengekspresikan emosi dan berkomunikasi dengan orang lain. Sekaligus menyediakan sarana untuk terhubung dengan dunia. Hal ini dapat mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Terlebih bagi Gen Z, yang sudah sangat akrab dengan istilah kepribadian introvert yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi.
Konser Musik bagi Gen Z
Konser musik menyajikan pengalaman sosial secara langsung. Sebagaimana Gen Z dapat berbagi emosi dengan penggemar lain. Suasana yang terbentuk dalam konser menghasilkan ikatan yang kuat antara artis dan audiens. Hal ini adalah suatu hal yang tidak dapat direplikasi oleh layanan streaming. Pertunjukan musik secara langsung, menyalurkan energi serta interaksi memberikan dampak dengan menciptakan rasa kebersamaan yang signifikan, yang berpotensi memperbaiki kondisi emosional para penonton. Pada momen tersebutlah, proses “healing” terjadi.
Melansir artikel marketinginasia.com (Sharma, 2024), 45% Generasi Z di Australia dan New Zealand lebih cenderung membeli dari merek yang mensponsori acara musik live. Sehingga menunjukkan pentingnya konser sebagai bagian dari gaya hidup Gen Z di Australia Australia dan New Zealand. Bukti bahwa konser musik tidak hanya memperkaya kehidupan sosial dan emosional Gen Z, tetapi juga membuka peluang bagi merek untuk berinovasi dalam strategi pemasaran mereka.
Tren tersebut tidak lepas dari perkembangan teknologi yang sangat menakjubkan. Termasuk berbagai inovasi dari penggelar konser dengan tujuan memberikan pengalaman spektakuler bagi penikmatnya. Teknologi metahuman memainkan peran dalam menyalurkan pengalaman konser musik secara nyata yang bahkan penyanyinya sudah tidak berada di dunia. Metahuman berhasil ‘menghidupkan’ kembali sosok penyanyi legendaris yang tidak sempat dijumpai di Era Gen Z.
Spotify bagi Gen Z
Dijelaskan dalam “Indonesian Gen Z Report 2024” dari IDN Media, Spotify telah menjadi aplikasi musik yang digemari oleh berbagai kalangan usia, dengan genre pop sebagai pilihan paling populer di kalangan generasi Z sebanyak 61% (IDN Research Institute, 2024). Tingginya popularitas Spotify dapat dijelaskan oleh adanya opsi versi gratis dan premium yang sesuai dengan preferensi pengguna yang beragam. Selain itu, penting untuk mencatat bahwa penggunaan aplikasi bajakan juga memiliki prevalensi yang signifikan.
Fitur playlist disesuaikan dengan personalisasi yang menjadi minat generasi Z. Membantu mereka meredakan stres dan menemukan ketenangan melalui musik yang sesuai dengan perasaan mereka. Spotify memberikan kesempatan untuk pengalaman “healing” yang lebih pribadi. Pendengar dapat memilih lagu-lagu yang mencerminkan suasana hati mereka. Di sisi lain, penggunaan audio gabung dengan aktivitas yang telah diolah datanya untuk “mengemas” pengguna menjadi “komoditas audiens” yang bisa dijual kepada pengiklan. Menurut Till (Till, 2023), inovasi tersebut dalam membuat big data “audience commodities’” oleh Spotify terintegrasi dalam “capitalism financial”.
Integrasi Konser Musik dan Virtual
Digitalisasi juga mendorong integrasi yang semakin erat antara konser musik dan virtual. Memicu sinergi antara kenyamanan teknologi dan pengalaman langsung yang unik. Sebagaimana lahirnya konser hybrid, yang menggabungkan penonton yang hadir secara langsung di lokasi dengan penonton virtual yang bergabung melalui streaming langsung. Kerap terjadi pada konser K-Pop. Sehingga menawarkan alternatif yang inovatif bagi penggemar musik dalam konteks “healing.”
Inovasi ini tidak hanya memperluas jangkauan konser, tetapi juga memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses pengalaman musik dari berbagai penjuru dunia tanpa harus hadir secara fisik. Penonton virtual dapat menikmati performa secara real-time, berinteraksi dengan sesama penggemar di platform digital dan merasakan atmosfer konser meskipun mereka berada jauh dari lokasi.
Membuka jalan bagi mereka yang berkepribadian introvert dan mager untuk turut serta merasakan pengalaman yang berharga dalam menikmati musik favorit mereka. Sekaligus menghasilkan jalan baru dalam industri hiburan. Konser hybrid menjadi contoh bagaimana teknologi dapat meningkatkan pengalaman hiburan, memberikan aksesibilitas yang lebih besar, dan menciptakan komunitas yang lebih inklusif di era digital. Seiring berjalannya waktu, kita mungkin akan melihat lebih banyak inovasi serupa yang menggabungkan elemen fisik dan virtual dalam pengalaman hiburan lainnya.
Penulis: Rohmatuz Zuhroh Sofwani, Mahasiswa Magister Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga