Universitas Airlangga Official Website

Aktivis Organisasi yang Tak Henti Cetak Prestasi

Muhammad Anang Jazuli, Wisudawan Berprestasi Fakultas Sains dan Teknologi (foto: dok pribadi)

UNAIR NEWS – Menyelaraskan kemampuan akademik dan non-akademik bukanlah perkara mudah bagi seorang mahasiswa. Namun, Muhammad Anang Jazuli berhasil mematahkan anggapan itu. Ia membuktikannya dengan menjadi wisudawan berprestasi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) pada wisuda Universitas Airlangga (UNAIR) periode ke-241. Prestasi ini berhasil Anang raih di tengah kesibukannya sebagai aktivis organisasi.

Anang, sapaan akrabnya, sejak duduk di bangku kuliah telah aktif dalam berbagai kegiatan organisasi. Bahkan, sebutan aktivis organisasi pun tersemat pada namanya. “Selama menjadi mahasiswa UNAIR, saya cenderung lebih dikenal oleh orang lain sebagai seorang aktivis di organisasi kemahasiswaan kampus,” ujar Anang.

Pada tahun 2022 lalu, ia menjabat sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FST UNAIR. Tak berhenti di situ, Anang kemudian mendapatkan amanah lebih besar, yakni menjadi Ketua BEM UNAIR tahun 2023.

Aktif berorganisasi tidak lantas membuat Anang lengah dengan aktivitas akademik. Anang menilai bahwa sebagai mahasiswa, ia harus bisa memanfaatkan titel tersebut dengan optimal dan maksimal. Termasuk dengan aktif mengembangkan potensi diri di bidang akademik maupun non-akademik.

Anang beberapa kali memboyong penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional. Ia berhasil membawa pulang medali emas pada PIMNAS 34 Universitas Sumatra Utara (USU) kategori PKM-Kewirausahaan. Di kancah internasional, Anang pernah menjadi delegasi terbaik pada Youth Leaders Exchange and Conference Chapter Malaysia, Singapura, dan Thailand 2023.

Sekilas, perjalanan Anang meraih semua penghargaan ini terlihat mulus. Namun ternyata, Anang juga sempat mengalami proses jatuh bangun. Anang bercerita, semasa awal perkuliahan ia sempat mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran.

“Saya sempat mengalami kesulitan beradaptasi ketika awal perkuliahan. Secara sistem, kuliah dituntut untuk cepat memahami materi, sementara saya waktu SMA berasal dari sekolah asrama yang cenderung lebih santai dalam pembelajaran,” tuturnya,

Kendati demikian, Anang menyadari bahwa ia tidak boleh patah arah. Raihan nilai yang terbilang rendah saat awal perkuliahan memantik Anang untuk terus belajar. Usai merampungkan studi, Anang berharap dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Keinginannya begitu besar, yakni ingin menjadi tokoh bangsa yang mengharumkan nama almamater tercinta.

“Semoga masih bisa selalu dekat dengan UNAIR. Kelak saya berharap bisa menjadi tokoh bangsa yang mengharumkan nama almamater UNAIR,” harapnya.

Penulis: Yulia Rohmawati

Editor: Nuri Hermawan

BACA JUGA: Perjalanan Optimisme Sosok Perawat Sektor Pariwisata