UNAIR NEWS – Kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking merupakan salah satu keterampilan non-teknis yang harus dimiliki seseorang. Tidak hanya bermanfaat untuk menginformasikan sesuatu, keahlian public speaking ternyata dapat menjadi sarana personal branding.
Menurut Hilmy Irsyadi Hanif drg, alumnus Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) sekaligus asisten dosen ilmu patologi mulut dan maksilofasial mengatakan kemampuan public speaking harus dimulai dari kebiasaan dan praktik. Melatih diri berbicara di depan audiens secara kontinu akan meningkatkan kepercayaan diri individu.
“Memadukan public speaking dan personal branding ini dua hal yang penting untuk menunjukkan citra diri. Kalian harus berani berbicara, setidaknya dengan kata-kata yang baik diterima oleh banyak orang,” ucapnya dalam Stovit Talk yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKG, Minggu, (12/12/2022).
Prinsip Public Speaking
Hilmi memaparkan ada enam prinsip dalam public speaking yakni merencanakan topik apa yang akan disampaikan (planning), melakukan persiapan diri (preparation), berlatih bicara untuk mengurangi rasa gugup (practice), menyesuaikan gaya bahasa sesuai suasana acara baik formal maupun non-formal (personalize), berpenampilan menarik (performance), dan antusiasme untuk mendapat perhatian dari audiens (passion).
Tidak hanya itu, menurutnya, suatu topik pembicaraan juga harus mengandung kejelasan, ketepatan, serta konsistensi dengan cara pembawaan yang sopan. Prinsip selanjutnya terkait olah suara, artikulasi hingga bahasa tubuh (gesture) seperti menggerakan anggota tubuh lain untuk meyakinkan pendengar.
“Memiliki kekuatan suara yang enak didengar itu bukan berarti teman-teman di sini yang ingin memulai dunia PS (public speaking) merasa terkalahkan apabila tidak memiliki suara yang bagus. Dengan terus melatih suara, maka akan mendapat kekhususan dari suara kalian masing-masing,” jelasnya.
Pentingnya Personal Branding
Duta Investasi Jawa Timur 2022 ini menyebut personal branding sebagai proses pengembangan diri untuk membangun identitas dan citra diri. Seseorang yang konsisten memiliki personal branding yang baik tentunya dikenal oleh khalayak umum sehingga meningkatkan kredibilitas sekaligus kepercayaan publik.
“Personal branding penting, di samping teman-teman berpikir ‘ah aku tidak perlu show off yang penting aku jadi diri yang baik’. It’s okay, it’s your brand tapi ada saatnya kalian untuk mengeksplorasi lebih dan harus keluar dari zona nyaman dengan menggunakan personal branding,” ungkap Hilmy.
Pembentukan penjenamaan diri, jelasnya, dapat diraih melalui prinsip Peter Montoya antara lain mengembangkan spesialisasi yang dimiliki individu, inisiasi dalam kepemimpinan, berkepribadian baik, menciptakan ciri khas, kenampakan, kesatuan etika dan moral, keteguhan, serta menjaga nama baik. Terakhir, personal branding membutuhkan orang lain sehingga perlu aktualisasi diri dengan berinteraksi langsung maupun memperluas koneksi di media sosial.
Penulis: Sela Septi Dwi Arista
Editor: Nuri Hermawan