UNAIR NEWS – Mimpi Zahrin Haznina Qalby untuk bisa kuliah di salah satu kampus terbaik dunia sudah di depan mata. Bulan ini, dia mendapat kabar resmi dari University of Illinois at Urbana-Champaign. Isinya, menerima alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR ini menjadi civitas. Perkuliahan sedianya dimulai Agustus mendatang. Namun, persiapan belia kelahiran Jombang 20 tahun silam ini terus dimantapkan.
“Saya berterimakasih pada semua pihak yang sudah mendukung. Mulai orang tua, hingga pihak kampus. Semoga saya tidak mengecewakan mereka,” papar perempuan yang berulang tahun tiap 26 Januari tersebut.
Dia menjelaskan, selama menjalani studi sarjana di FEB dengan konsentrasi riset di manajemen keuangan, para dosen begitu perhatian. Mereka juga memberi pendampingan bagi Zahrin ketika mengirim aplikasi beasiswa.
“Saya berangkat dengan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Red)” ungkap anak muda yang menyelesaikan program S1 selama 3,5 tahun ini.
Zahrin diwisuda pada Maret 2015 lalu. Perempuan yang aktif berorganisasi dan menjadi asisten dosen ini mendaftar beasiswa LPDP pada September 2015. Lantas, dinyatakan diterima pada Desember. Sejak Januari 2016, dia mulai mengirim sejumlah “lamaran” ke kampus-kampus luar negeri. Di antaranya, Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan University of Illinois at Urbana-Champaign. Akhirnya, diterima di Illinois, kampus yang memiliki kurikulum ssangat baik dan sesuai dengan keinginannya.
Lulusan perguruan tinggi tersebut termasuk hebat. Misalnya, Sri Mulyani, perempuan yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan. Sri Mulyani juga tercatat sebagai direktur bank dunia. Sistem beasiswa LPDP pun sejatinya dirintis sejak masa jabatan Sri Mulyani menjadi menteri.
Saat ditanya apa harapannya bagi adik-adik angkatan di FEB, Zahrin mengemukakan, semua anak muda tidak boleh berhenti bermimpi. Yang tak kalah penting, fokus untuk mengejar mimpi tersebut dengan serius. “Fight for it. Live your dream. Dan kemudian, banggakan Indonesia, almamater, keluarga, dan diri kita sendiri,” urainya. (*)
Penulis: Rio F. Rachman