Universitas Airlangga Official Website

Alumnus UNAIR Bagikan Kiat Sukses Berwirausaha di Bidang Industri Bahasa

Dewantoro Ratri MHum saat memaparkan materi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Program studi Magister Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar kuliah tamu pada Rabu, (7/12/2022). Kegiatan bertajuk Berwirausaha di Industri Bahasa: Kalkulasi X Nyali itu mengundang alumnus UNAIR yang saat ini menjabat sebagai Direktur MainKata Translation sekaligus ketua HPI Komda Jawa Timur yaitu Dewantoro Ratri MHum sebagai pembicara.

Dalam kesempatan tersebut, laki-laki yang akrab disapa Dewa itu mengungkapkan bahwa berkarier di industri bahasa, khususnya di bidang penerjemahan dan juru bahasa, dapat dikatakan seperti meniti jalan yang sunyi. Ia mengatakan, tidak banyak pelaku ataupun agensi di Indonesia yang berkecimpung dalam bidang penyediaan jasa bahasa.

Padahal, penyediaan jasa bahasa memiliki peluang yang tinggi di era saat ini. Melihat hal itu, Dewa dengan berani mendirikan MainKata, sebuah agensi bahasa yang bergerak di bidang penerjemahan dan juru bahasa.

“Saya sangat cinta sastra jalan tol. Ada tulisan ‘Kotoranmu adalah sumber rezekimu’. Saya rasa dalam berwirausaha, permasalahan orang lain adalah titik awal yang baik untuk memulai sebuah usaha. Orang lain gak bisa, kita yang harus menyediakan,” ucapnya. 

Kalkulasi VS Nyali

Kemudian, ia menuturkan, keberhasilannya mendirikan MainKata tidak lepas dari konsep yang selalu ia tanamkan yaitu “Kalkulasi VS Nyali”. Ia bercerita bahwa dirinya sampai harus melepaskan pekerjaan utamanya sebagai guru untuk merintis agensi MainKata. Sampai-sampai, pada awal masa perintisan, ia hanya menyiapkan biaya hidup selama 3 bulan untuk menjajal peruntungan kariernya sebagai juru bahasa.

“Modal MainKata ini diambil dari tabungan pribadi saya dan pada saat pembentukan belum ada klien tetap. Saya berpikir, MainKata hanya dipersiapkan untuk 3 bulan. Jika MainKata tidak berhasil, maka saya akan kembali menjadi guru lagi,” kata Dewa.

“Singkat cerita, saya memiliki banyak job yang tidak bisa saya handle sendirian. Lalu, saya rekrut 4 orang. Tiga tahun kemudian atau saat ini, MainKata masih berjalan dan dari mulanya saya hanya punya 4 orang karyawan, sekarang jadi 7 orang. Dan saat ini, kami sudah pindah kantor sebanyak tiga kali,” tambahnya.

Berjejaring Tidak Sekadar Berjejaring

Lebih lanjut, Dewa menegaskan bahwa kunci utama untuk menggapai keberhasilan di industri bahasa adalah berjejaring. Namun, berjejaring dalam hal ini tidak sebatas saling tegur sapa dan selesai. Ia mengatakan, berjejaring yang bagus memerlukan biaya atau modal.

“Saya pernah mendapat sertifikasi dan itu harus diambil di Jakarta. Saya berangkat ke Jakarta pakai uang tabungan yang seharusnya untuk bayar anak sekolah. Tapi, saya memutuskan untuk pergi karena pada saat itu ada dua event besar di mana para juru bahasa berkumpul,” ucapnya.

“Di sana, kami semua kumpul-kumpul. Dan momen itu, saya manfaatkan untuk mengenalkan diri saya. Ini, loh, Dewa, juru bahasa dan penerjemah Surabaya. Kalau ada job yang berlebihan bisa ke saya. Dan Alhamdulillah, hal itu berbuah hingga saat ini,” tambah Dewa.

Dewa yakin bahwa konsep berjejaring seperti itu akan membuka peluang besar dalam meniti karier di industri bahasa. Akhir kata, ia berpesan bahwa berwirausaha layaknya hidup yang tidak pernah berhenti. Tidak ada titik, tetapi hanya ada koma. Jika gagal, maka itu bukan berarti akhir dari segalanya. Bangkit, lalu buat berbagai perubahan yang dibutuhkan. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh