UNAIR NEWS – Alumnus Universitas Airlangga (UNAIR) asal Tojo, Una-Una, Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah mewakili Indonesia dalam International Women’s Studies Conference. Ia adalah Irma SKeb Bdn mengikuti kegiatan bergengsi tersebut di Bali, Rabu-Jumat (28-30/5/2025).
Irma yang kini bertugas sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan bidan pelaksana di Puskesmas Ampana Barat itu menjadi salah satu dari dua delegasi Indonesia yang hadir. Ia bergabung bersama peserta dari puluhan negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jamaika, Filipina, Australia, India, dan Meksiko.
Presentasikan Hasil Penelitian
Pada konferensi tersebut, ia tampil membanggakan melalui sesi oral presentation, memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul The Importance of Continuity of Care Support in Empowering Women for Successful Exclusive Breastfeeding – Reflection from a Case Study in a Community in Indonesia. Penelitian ini merupakan case report yang ia lakukan selama sembilan bulan sebagai bagian dari tugas akhir pendidikan profesi di Program Studi Pendidikan Profesi Bidan UNAIR, yang ia jalani pada tahun 2023–2024.

Dalam proses akademik tersebut, ia mendapat bimbingan langsung dari dosen sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Woro Setia Ningtyas SKeb Bd MKes. Dosen pembimbingnya yang memberikan arahan intensif sejak awal penelitian hingga kelulusan.
Bahkan saat proses pengajuan ke konferensi internasional, ia masih terus memberikan masukan dan dukungan. “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas bimbingan beliau. Peran beliau sangat besar dalam keberhasilan saya tampil di konferensi ini,” ujarnya.
Tuai Respons Positif
Presentasinya mendapat sambutan antusias dari para peserta yang terdiri dari profesor, doktor, dan pakar kesehatan perempuan dari berbagai negara. Salah satu pertanyaan yang diajukan kepadanya menyangkut bagaimana arah rekomendasi dari penelitian ini dan apakah terdapat stigma terkait ASI eksklusif di wilayah tempat ia bertugas.
Dengan percaya diri, ia menjawab bahwa penelitian ini dapat dijadikan dasar inovasi daerah atau dikembangkan menjadi metode penelitian lainnya. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini stigma sosial terhadap pemberian ASI eksklusif memang sudah mulai berkurang. Namun hambatan masih datang dari persepsi masyarakat tentang “ASI sedikit” atau “ASI tidak cukup”, yang menjadi kendala utama keberhasilan ASI eksklusif.
Partisipasinya menjadi bukti nyata bahwa alumni dari institusi pendidikan tinggi nasional seperti Universitas Airlangga memiliki daya saing global dan dapat membawa perubahan dalam pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas kesehatan keluarga.
Keikutsertaan alumni UNAIR ini di forum ilmiah internasional harapannya dapat menginspirasi para tenaga kesehatan muda di Indonesia. Khususnya di daerah, untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia akademik dan pengembangan kebijakan berbasis penelitian. Termasuk program ASI eksklusif.
Penulis: Irma SKeb Bdn, Yulia Rohmawati
Editor: Yulia Rohmawati