Universitas Airlangga Official Website

Ameloblastoma Mandibular Residif

Foto by Health Detik

Ameloblastoma adalah suatu tumor jinak epitelial odontogenik yang berasal dari jaringan pembentuk gigi yaitu jaringan pembentuk email gigi yang mengalami gangguan perubahan pada saat proses pembentukan gigi..Hampir semua tipe ameloblastoma berupa kista multipel, bersifat lokal agresif merusak jaringan tulang rahang atas maupun rahang bawah, dengan kemungkinan besar dapat kambuh setelah dilakukan suatu tindakan. Istilah Ameloblastoma diperkenalkan oleh Gorlin pada tahun 1827, Malassez memperkenalkan istilah adamantine epithelioma pada tahun 1885, Derjinsky memberi istilah adamantinoma tahun 1890. Ivy dan Churchill kembali menggunakan istilah ameloblastoma yang dipergunakan hingga sekarang. Ameloblastoma dapat dibagi menjadi 3 kelompok secara klinis dan radiologis, yaitu : (1) solid atau multikistik; (2) unikistik dan (3) periferal. Ameloblastoma tipe solid (86%), mempunyai karakter lebih agresif dan kekambuhan yang tinggi, Ameloblastoma unikistik (13%) dengan gambaran kista yang besar, dengan kekambuhan rendah. Ameloblastoma perifer (1%) muncul pada jaringan lunak diluar tulang.

Ameloblastoma secara umum tidak nyeri karena tumbuh lambat, merupakan suatu tumor agresif lokal, yang meluas ke tulang kortikal, merusak dan memperbanyak ke dalam jaringan ikat hingga menyebabkan perubahan bentuk wajah.  Angka kejadian ameloblastoma mencapai puncaknya pada usia dekade tiga atau empat, Perbandingan laki dan wanita sama. (1: 1). Lokasi munculnya ameloblastoma kebanyakan pada gigi geraham.dan berhubungan dengan kista folikular atau gigi yang impaksi.  Pada permintaan radiologi konvensional, akan tampak gambaran multilokuler atau unilokuler, gambaran septa tulang membentuk gambaran sarang tawon. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis ameloblastoma yaitu foto polos, CT scan dan MRI. Pemeriksaan CT biasanya berguna untuk mengidentifikasi kontur lesi, isi lesi, dan perluasan ke jaringan lunak yang membantu penegakan diagnosis. Computed tomografi (CT-scan) memberikan gambaran anatomi dari potongan jaringan secara 2 dimensi dan 3 dimensi dengan akurat. Keuntungan dari teknik ini adalah tidak terjadi gambaran yang tumpang tindih dan memberikan gambaran jaringan secara detail dari area yang terlibat. Pada CT scan ameloblastoma didapatkan area kistik adanya komponen jaringan lunak.

Radiografi panoramik merupakan langkah pertama dalam mendiagnosis ameloblastoma dengan gambaran radiografi yang bervariasi tergantung tipe tumor.  Sedangkan ameloblastoma unikistik tampak sebagai lesi lusen unilokular berbatas tegas di sekeliling corona gigi yang tidak erupsi. Erosi akar gigi didekatnya merupakan kekhasan ameloblastoma dan mengindikasikan agresifisitas tumor. Meskipun demikian, hanya temuan histopatologis yang dapat membantu menentukan keganasan tumor dan adanya perubahan karsinomatosa

Ameloblastoma umumnya dianggap tidak radiosensitif, bahkan sangat radioresisten. Beberapa peneliti menyetujui tindakan perawatan konservatif terhadap lesi kecil awal yang terjadi antara usia kelahiran sampai 9-10 tahun. Namun pendapat lain menyatakan bahwa pera-

watan yang bersifat konservatif seperti enukleasi dan kuretase memperlihatkan adanya nilai rata-rata kekambuhan 90% pada mandibula dan 100% pada maksila. Ameloblastoma memiliki angka kekambuhan yang tinggi bila dilakukan terapi selain reseksi  mandibula.

Diagnosis banding tumor odontogenik  meliputi : ameloblastoma, radicular cyst, dentigerous cyst, odontogenic keratocyst,, adenomatoid odontogenic tumor, ameloblastic fibroma. Dentigerous cyst berukuran sangat besar sering berkembang dengan batas yang Undulated karena ekspansinya, dan menghasilkan gambaran radiografis yang serupa dengan odontogenic keratocyst besar atau ameloblastoma.Dentigerous cyst yang tidak diterapi dapat berkembang menjadi ameloblastoma di dalam lapisannya (misalnya ameloblastoma mural).

Adenomatoid odontogenic tumor(AOT) adalah hamartoma jinak dari epitel odontogenik yang ditandai pertumbuhan  yang  lambat  dan  progresif. Sekitar 70% tumor ini terjadi di maxilla, regio caninus.. Secara radiografis tumor ini tampak sebagai lesi radiolusen unilokular dengan batas tegas yang terkait dengan gigi yang impaksi. Setelah dilakukan reseksi rahang, dilanjutkan dengan rekonstuksi dari tulang rahang bawah  yang sudah dipotong, ada beberapa pilihan rekonstruksi rahang bawah. K wire yang dibentuk menyerupai kontur dari rahang bawah, k wire ini sifatnya tidak permanen. Pilihan yang lain berupa pemasangan rekonstruksi plate yang bentuk menyerupai rahang bawah, sedangkan untuk pengganti tulang diberikan tandur tulang dari tulang iga, atau tulang fibula kaki bawah. Rekonstruksi tulang ini merupakan bagian terapi penanganan ameloblastoma rahang bawah, setelah dilakukan pemotongan  rahang bawah. Rekonstruksi ini juga berfungsi dalam pengunyahan makanan, penampilan pasien setelah potong rahang, sehingga pasien menjaga lebih percaya diri.

Penulis: DR. Dr. Marjono Dwi Wibowo SpB (K)

Link Jurnal: https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/2114