UNAIR NEWS – Status mahasiswa sering dielu-elukan menjadi agen perubahan bangsa dan negara. Mahasiswa dianggap memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa dapat berpikir kritis dan bertindak tepat yang berguna dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian masyarakat.
Dalam kalangan mahasiswa sendiri, terdapat tingkatan tertinggi yang mencakup prestasi secara akademik maupun non akademik yang disebut dengan titel Mahasiswa Berprestasi (Mawapres). Pemilihan Mawapres (Pilmapres) diselenggarakan di setiap perguruan tinggi untuk menyeleksi para mahasiswa yang memiliki prestasi gemilang.
Lusiana Regita Cahyani adalah salah satu pemenang dalam Pilmapres Universitas Airlangga (UNAIR) 2022. Mahasiswa jurusan D4 Fisioterapi itu merupakan Mawapres 2 UNAIR 2022 kategori Diploma.
Melalui wawancara dengan UNAIR NEWS pada Senin (13/6/2022), Lusiana menceritakan selama proses pendaftaran dan seleksi Pilmapres UNAIR 2022. Ia mengatakan dirinya sempat merasa kesulitan karena harus melakukan persiapan Pilmapres dan lomba penulisan esai nasional secara bersamaan.
Apalagi, sambungnya, dalam Pilmapres juga diminta mengumpulkan resume naskah produk inovatif. Lusiana memutuskan untuk mengangkat topik terkait target Three Zero 2030 yang berhubungan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ketiga.
“Three Zero ini digagas oleh pemerintah Indonesia yang menargetkan agar tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS,” jelas mahasiswa angkatan 2019 itu.
Ia mengkaitkan Three Zero tersebut dengan fisioterapi, yaitu fisioterapi berperan penting dalam optimalisasi hidup penderita HIV/AIDS untuk mencegah komplikasi terhadap sistem muskuloskeletal seperti kontraktur, atrofi otot, kaku sendiri, luka akibat imobilisasi, dan komplikasi gangguan pernapasan.
“Gagasan saya yaitu membuat inovasi teknologi yang dikemas dalam game dengan konsep fun rehabilitation, sehingga rehabilitasi yang dilakukan tidak hanya pemulihan fisik, tetapi juga psikososial,” tutur Lusiana.
Lusiana juga bercerita kesulitannya selama proses seleksi. Ia merasa lelah karena jadwal kuliahnya yang cukup padat, bahkan ada kelas pengganti hingga malam hari. Padahal, esoknya ia harus melakukan interview dan presentasi Pilmapres.
Kendati begitu, ia merasa senang bisa mengikuti Pilmapres. Motivasinya untuk mengikuti Pilmapres UNAIR 2022 ini karena ia tidak ingin menjadi mahasiswa yang biasa saja, apalagi UNAIR merupakan universitas terbaik keempat di Indonesia, sehingga ia ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
“Saya merasa berterima kasih kepada teman-teman finalis mahasiswa berprestasi lainnya. Mereka sangat memotivasi saya untuk terus berprestasi membanggakan UNAIR. Saya bersyukur bisa mendapatkan amanah ini yang orang lain belum tentu bisa mendapatkannya,” ujar penerima gelar Duta Favorit UNAIR 2021 serta Duta Berbakat Vokasi UNAIR 2020 tersebut.
Lusiana juga memaparkan harapannya setelah menjadi Mawapres serta pesan untuk para mahasiswa UNAIR yang berencana mengikuti Pilmapres UNAIR 2023. Ia berpesan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin seperti meraih prestasi sebanyak-banyaknya, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
“Harapannya semoga dengan amanah dan pencapaian yang saya dapatkan ini bisa terus membuat saya tetap rendah hati. Semoga bisa memberikan motivasi juga untuk mahasiswa lainnya yang ingin menjadi Mawapres UNAIR,” tutupnya. (*)
Penulis: Dewi Yugi Arti
Editor: Nuri Hermawan