UNAIR NEWS – Delegasi Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) tak henti-hentinya meraih prestasi. Kali ini, mahasiswa UNAIR berhasil meraih penghargaan dalam kompetisi karya tulis ilmiah Diponegoro Law Fair 2024. Delegasi yang terdiri dari Rifki Sabri Ramadhani, Jesyca Seftina Putri, Yemima Nathaya Nababan, dan Nadirah Dinta Ardiyanti itu berhasil meraih Juara II sekaligus menangkan kategori Best Paper. Dalam kompetisi tersebut, mereka mengulas perkembangan hukum energi dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berlangsung pada Minggu (27/10/2024) itu.
Rifki Sabri Ramadhani atau Oki menyebutkan bahwa karya tulis ilmiah yang ia angkat bersama tim bertema “Pembaharuan Pranata Masyarakat melalui Transformasi Hukum guna Mendukung Pembangunan Nasional”. Ia menambahkan bahwa timnya memilih mengangkat isu pembangunan dalam rangka transisi energi mampu berdampak pada masyarakat hukum adat.
Perkembangan Hukum Energi
Oki menyebutkan bahwa perkembangan hukum pada sektor energi di Indonesia berkembang secara pesat. Terkadang, perkembangan energi, khususnya pada pengusahaan panas bumi mampu berdampak pada hak masyarakat hukum adat. Lebih lanjut, Oki menuturkan bahwa karya tulis yang mereka buat berdasarkan konsep dalam mekanisme free, prior, and informed consent.
“Pada karya tulis ilmiah yang kami buat ini berdasarkan permasalahan mengenai perlindungan hak-hak masyarakat hukum adat, serta penegakkan hukum bersamaan dengan perkembangan energi. Kami memberikan mekanisme solutif untuk mampu menjawab permasalahan yang ada melalui teori serta peraturan perundang-undangan berlaku,” jelasnya mewakili tim.
Oki mengatakan bahwa motivasi utama timnya yakni peningkatan kualitas penulisan hukum. Kemampuan berpikir kritis mampu diterapkan dalam bentuk karya tulis ilmiah, khususnya ketika mengikuti kompetisi. “Karya tulis ilmiah kami susun berdasarkan hasil riset seperti pada sumber bacaan dan data yang valid. Lalu tertuang ke dalam sebuah tulisan secara sistematis,” tuturnya.
Tantangan
Tantangan utama yang Oki dan tim alami yakni adanya kesibukan masing-masing. Menyesuaikan waktu persiapan perlombaan dengan kesibukan perkuliahan menjadi tantangan tersendiri bagi delegasi ini. Persiapan lomba, sambung Oki, hanya berlangsung kurang lebih empat bulan, sehingga perlu memaksimalkan waktu dengan baik.
“Ketika mengikuti lomba karya tulis, yang harus kami persiapkan dengan baik antara lain memperbanyak sumber bacaan serta mengikuti isu yang akan kita tulis. Selanjutnya, kita susun hasil riset yang ada dengan melakukan konsultasi dengan dosen sesuai bidang keilmuan dan topik yang ditulis,” ungkapnya.
Oki dan tim berpesan kepada seluruh mahasiswa UNAIR bahwa jangan pernah ragu untuk mencoba hal baru. “Perlombaan merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan kemampuan, utamanya kita harus pantang menyerah untuk terus belajar,” pungkasnya.
Penulis: M. Akmal Syawal
Editor: Yulia Rohmawati