UNAIR NEWS – Pradnya Wicaksana, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil meraih juara II lomba esai Airlangga Politik (AIRPOL) 7.0 yang diselenggarakan oleh HIMA Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) pada Sabtu (05/11/2022).
Kepada UNAIR NEWS, Pradnya menyampaikan bahwa ia mengusung sebuah esai bertajuk Neo-Pembangunanisme dan Ketidakadilan Ekososial. Ia menuturkan, neo-pembangunanisme (new developmentalism) adalah teori yang digunakan oleh Eve Warburton untuk mendeskripsikan pendekatan Jokowi dalam merealisasikan agenda-agenda pembangunan negeri.
Dalam karakteristik ini, Jokowi memandang bahwa tugas sebuah negara hanya sebatas untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi saja. Sedangkan, untuk agenda-agenda pembangunan lain seperti pemajuan HAM dan perlindungan lingkungan seringkali terabaikan. Oleh sebab itu, proyek-proyek pembangunan di era Jokowi cenderung minim terhadap wawasan lingkungan.
“Makanya, pembangunan di era Jokowi sering kali melanggar keadilan eko-sosial masyarakat. Keadilan eko-sosial itu apa? simple-nya adalah keadilan sosial yang berwawasan lingkungan. Ini merupakan tujuan dari terpenuhinya hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hak itu dijamin di pasal 28H ayat (1) UUD NRI 1945,” tuturnya.
Pradnya mengungkapkan bahwa kesenangannya dalam menulis muncul karena dirinya seringkali merasa gusar terhadap suatu hal. Sehingga, ia merasa harus menuangkan kegusaran-kegusaran yang ada dalam pikirannya melalui tulisan.
“Dalam konteks AIRPOL ini, aku gusar karena melihat kondisi yang ada di Desa Wadas. Di mana, rencana tambang andesit untuk proyek pembangunan Jokowi jelas-jelas mengancam keberlanjutan lingkungan masyarakat setempat. Aku ngikuti banget kasus ini dan benar-benar bikin aku gusar. Makanya, nestapa dari kisah ini aku masukin ke esai,” ungkapnya.
Pada akhir, ia mengatakan, kemahiran menulis memang berkaitan erat dengan jam terbang. Namun, jam terbang saja tidak cukup membantu jika tidak memiliki keharusan untuk menulis. Ketika seseorang menulis, ia harus mampu menjawab alasan kenapa ia menciptakan tulisan tersebut.
Ia berharap, setelah antologi esai AIRPOL para finalis terbit, tulisannya dapat memantik para pembaca mengenai dampak lingkungan yang muncul akibat paradigma neo-pembangunanisme. (*)
Penulis: Rafli Noer Khairam
Editor: Binti Q. Masruroh