UNAIR NEWS – Pengentasan kelaparan merupakan salah satu urgensi yang harus diselesaikan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan ketahanan pangan yang ada di suatu wilayah. Jika suatu wilayah memiliki ketahanan pangan yang baik, maka misi pengentasan kelaparan juga dapat dicapai dengan baik.
Isu tersebut menjadi topik yang diangkat oleh mahasiswa Universitas Airlangga dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024. Tim yang terdiri dari Muzaki Aulia Azmi, Nadya Farah Fadhilla, Salmavira Amelia Atsir, Avim Dwi Wiranata, Regina Irene Laurence Simanjuntak berhasil mendapat pendanaan dengan kategori Riset Sosial Humaniora (RSH). Di bawah bimbingan Probo Darono Yakti S Hub Int M Hub Int, mereka mengusung riset yang berjudul Kemitraan Internasional dalam Amplifikasi Program Biofortifikasi Era Joko Widodo untuk Mencapai Ketahanan Pangan Nasional sebagai Realisasi SDG Ke-2.
Keresahan Terhadap Isu Kelaparan Terselubung Jadi Ide Riset
Pada dasarnya, Indonesia masih memiliki catatan buruk soal tingginya angka stunting. Hal ini salah satunya diperparah oleh faktor kelaparan di Indonesia. “Adanya fakta bahwa di indonesia itu terjadi fenomena kelaparan terselubung yang nggak kelihatan secara kasat mata, itu semua sifatnya struktural jadi perlu komitmen dari banyak pihak untuk mengatasinya,” ujar Muzaki sebagai perwakilan tim.
Menurut Muzaki, keadaan tersebut dapat diatasi melalui sinergitas berbagai pihak seperti pemerintah, pihak swasta, akademisi, maupun masyarakat umum. Dalam risetnya, Muzaki dan tim mendorong pengembangan program biofortifikasi lewat kemitraan internasional. Fokus riset pada kemitraan internasional dipilih Muzaki dan tim sebab kelimanya berasal dari prodi yang sama, yaitu Hubungan Internasional.
Nantinya, riset ini akan menghasilkan luaran berupa artikel ilmiah yang mengkaji solusi masalah ketahanan pangan di Indonesia dengan kemitraan biofortifikasi. “Ini untuk memberikan roadmap kebijakan jangka menengah-panjang mengenai kemitraan internasional kepada pemerintah Indonesia guna meningkatkan program biofortifikasi tersebut,” ungkapnya.
Tantangan dan Harapan
Selama proses pengerjaan, tentu tidak terlepas dari tantangan dan kendala. “Karena fokus kami kebijakan, jadi proses menemui stakeholders untuk melakukan wawancara tidak semuanya berjalan mudah,” jelas Muzaki. Selain itu, manajemen waktu juga menjadi tantangan tersendiri di tengah kewajiban lain sebagai mahasiswa.
Namun, Muzaki juga mengungkapkan semangat tim yang tinggi dalam mencapai panggung Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Hal ini semakin didukung oleh UNAIR yang akan menjadi tuan rumah di PIMNAS 2024 nanti. Oleh karena itu, di tengah tantangan yang ada, tekad untuk melakukan riset yang sebaik-baiknya terus dilakukan Muzaki dan tim.
Penulis: Afifah Alfina
Editor: Khefti Al Mawalia