Universitas Airlangga Official Website

Arsyad Aurellio Tuntaskan Beasiswa Pertukaran Mahasiswa IISMA di Leicester

Arsyad Aurellio Penerima Beasiswa Pertukaran Mahasiswa IISMA di Leicester. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil menyelesaikan program beasiswa pertukaran mahasiswa IISMA (Indonesia International Student Mobility Award) di Leicester pada akhir tahun lalu. 

Mahasiswa dengan nama Arsyad Aurellio lolos beasiswa IISMA sebagai angkatan kedua di Leicester. Selain melaksanakan kegiatan yang telah dijadwalkan oleh pihak IISMA dalam program mengenalkan Indonesia, Arsyad dan awardee lainnya mengenalkan Indonesia melalui dua hal, yaitu pakaian dan makanan.

Batik sebagai Ajang Promosi Indonesia

Arsyad mengakui bahwa selama di Leicester, ia sering memakai batik saat melakukan aktivitas sehari-hari. Hal tersebut ia dan awardee lainnya lakukan untuk mengenalkan Indonesia kepada teman-teman Leicester dan murid-murid SD yang dibimbingnya. 

Selain mengenalkan Indonesia dengan media batik, berbekal limpahan bumbu-bumbu basah dari Indonesia menumbuhkan spontanitas bagi mereka untuk memasak makanan Indonesia di accom sebagai ajang pengenalan Indonesia.

“Selama di sana kita kan by design, sudah disuruh untuk menyiapkan event untuk mempromosikan Indonesia. Namun, kalau sekadar promosi lewat event saja kan kayaknya sudah biasa juga. Jadi beberapa dari kita, termasuk aku, ngide untuk memakai batik ke kampus. Termasuk saat kita mengadakan sesi volunteering ke Primary School (setara SD) terdekat,” jelas Arsyad pada UNAIR NEWS (7/3/2023).

Culture Shock yang Dialami Arsyad

Selain berbagi pengalamannya dalam mempromosikan Indonesia, Arsyad juga berbagi pengalaman terkait dengan culture shock yang dialaminya. Selain dalam hal public transportation dan makanan Eropa yang menurutnya terlalu hambar, Arsyad juga membagikan pengalaman culture shock dalam hal pendidikan.

Sistem pendidikan di Leicester yang cukup berbeda dengan Indonesia, menjadikan Arsyad harus pandai dalam beradaptasi. Pembelajaran yang dilakukan dengan sesuka hati tanpa kewajiban mengikuti perkuliahan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi Arsyad.

“Jadi, tugas yang beneran impactful ke nilai akhir tuh cuma final assignment yang biasanya berupa esai 1000-3000 kata, tergantung mata kuliahnya. Untuk ujian juga sama aja kayak di sini. Bahkan, banyak yang jadi satu sama tugas akhirnya. Jadi, tidak ada ujian akhirnya sama sekali,” ujarnya.

Arsyad berharap, tahun berikutnya awardee IISMA dari UNAIR semakin bertambah. Baginya, setelah mengikuti program tersebut akan memberi pengalaman luar biasa yang tidak akan terlupakan.

“Jangan takut mencoba aja. Jangan minder dan merasa kamu underachiever. Karena ada yang bilang, You’ll miss every shot you don’t take. Jadi, coba aja semua hal, baik itu MBKM, GKS, YSEALI, ataupun kesempatan untuk bisa keluar negeri yang lainnya. Karena setelah kamu merasakan pendidikan di sana, you’ll realize that you miss a lot of things here,” tutupnya.

Penulis: Cahyaning Safitri

Editor: Nuri Hermawan