Universitas Airlangga Official Website

Atasi Masalah Sanitasi, Mahasiswa UNAIR Raih Juara Tiga Esai Nasional

Sandrina (Keperawatan), Izzati (Sosiologi), dan M. Ra’isa (Ekonomi Islam) raih juara 3 berkat inovasi Toilet Gas Solutions (TOGAS) berbasis Internet of Things (IoT) (Foto: Istimewa)
Sandrina (Keperawatan), Izzati (Sosiologi), dan M. Ra’isa (Ekonomi Islam) raih juara 3 berkat inovasi Toilet Gas Solutions (TOGAS) berbasis Internet of Things (IoT) (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukir prestasi melalui kolaborasi dan inovasi. Dengan mengusung inovasi bernama TOGAS, tiga mahasiswa dari program studi berbeda berhasil membawa pulang predikat juara tiga pada lomba esai nasional di Politeknik Negeri Malang pada Jumat (24/5/2024).

Sandrina (Keperawatan), Izzati (Sosiologi), dan M Ra’isa (Ekonomi Islam) berkolaborasi untuk mengembangkan inovasi Toilet Gas Solutions (TOGAS) berbasis Internet of Things (IoT). Inovasi tersebut memungkinkan konversi limbah manusia menjadi biogas yang dilengkapi dengan IoT sebagai sistem pemantauan.

Kepada UNAIR NEWS, Sandrina menceritakan ide di balik pengembangan TOGAS. TOGAS, kata Sandrina, bisa berpotensi meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan limbah. Tim Sandrina berangkat dari riset terkait sebuah permukiman kumuh di Kelurahan Kebon Jeruk, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

“Indikator fasilitas MCK umum yang tidak memadai menunjukkan tingkat kekumuhan yang tinggi. Tidak hanya itu, berkurangnya cadangan migas dan energi terbarukan juga menjadi fokus kami. Oleh karena itu, kami mengangkat suatu narasi mengenai Toilet Gas Solutions (TOGAS) Berbasis Internet of Things (IoT): Sanitasi Kota Pintar untuk Sumber Energi Terbarukan,” papar Sandrina. 

Seluruh peserta gelaran lomba esai nasional di Politeknik Negeri Malang (Foto: Istimewa)
Seluruh peserta gelaran lomba esai nasional di Politeknik Negeri Malang (Foto: Istimewa)

TOGAS berbasis IoT, sambungnya, memiliki potensi tinggi untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Terutama dalam mewujudkan sarana dan prasarana yang berkualitas dan ramah lingkungan. Sandrina menjelaskan, TOGAS berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) terutama poin ke-6 (air bersih dan sanitasi layak) dan ke-7 (energi bersih dan terjangkau). 

Sandrina memaparkan bahwa 70 persen dari 20.000 sumber air minum di rumah tangga di Indonesia mengandung kontaminasi limbah tinja. Kontaminasi ini berkontribusi terhadap penyebaran penyakit diare, yang merupakan faktor utama kematian balita. Hal tersebut yang mendorong timnya untuk mengembangkan TOGAS.

“Inovasi TOGAS akan membantu menyelesaikan permasalahan pencemaran air sekaligus mengolah limbah tinja menjadi biogas. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gas memasak, serta mengurangi ketergantungan terhadap LPG. Tidak hanya itu, suatu permasalahan sanitasi menjadi permasalahan mendasar yang harus kita benahi untuk mendukung visi Indonesia emas 2045,” imbuh Sandrina. 

Dalam menciptakan inovasi tersebut, Sandrina berkeyakinan bahwa suatu ide, gagasan, dan narasi bisa diterapkan jika diimplementasikan atau dibuat suatu karya. Dengan penerapan sistem IoT pada TOGAS, Sandrina dan tim berharap dapat meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan pengelolaan limbah manusia, sekaligus menyediakan sumber energi terbarukan di wilayah Kelurahan Kebon Jeruk. 

Penulis: Adinda Aulia Pratiwi

Editor: Yulia Rohmawati