UNAIR NEWS – Penyakit merupakan salah satu permasalahan yang kerap kali terjadi pada budidaya ikan baik tawar, payau dan laut. Banyaknya keluhan masyarakat tentang pembudidaya ikan yang berhubungan dengan penyakit di Balai Benih Ikan Genteng Banyuwangi, menjadi latar belakang didirikanya klinik ikan oleh Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Banyuwangi Universitas Airlangga (UNAIR).
Ketua tim klinik ikan FPK SIKIA Banyuwangi UNAIR, Mohammad Faizal Ulhaq mengungkapkan bahwa hadirnya klinik ikan di Balai Benih Ikan Genteng Banyuwangi dikarenakan banyaknya kasus penyakit ikan di daerah tersebut. Sehingga pembudidaya mengusulkan ke dinas perikanan setempat untuk mendirikan klinik ikan yang bisa membantu petani untuk menyelesaikan masalah penyakit tersebut.
“Serta merekomendasikan upaya yang dilakukan untuk mencegah atau menanggulangi penyakit yang ada di kalangan pembudidaya ikan,” ungkapnya.
Klinik ikan, sambung Faizal, terdapat di dua lokasi di Kabupaten Banyuwangi yaitu di Balai Benih Ikan Genteng dan Kabat. Klinik ikan tersebut melayani 3 layanan klinik meliputi identifikasi penyakit ikan, pengobatan dan pencegahan penyakit ikan, serta konsultasi mengenai proses budidaya mulai dari management kualitas air, pakan ikan, limbah budidaya dan juga penyakit ikan.
“Selain menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah, kami juga mengajak lembaga swadaya masyarakat sekitar untuk mendukung adanya klinik ikan tersebut. Tahun ini kita juga berusaha untuk mendapatkan dana dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pelaksanaan klinik ikan ini dengan cakupan yang lebih luas,” jelasnya.
Faizal berharap dengan adanya klinik ikan, bisa membantu masyarakat terutama pembudidaya ikan di wilayah Banyuwangi untuk mengatasi dan mencegah permasalahan penyakit ikan yang dihadapi.
“Selain permasalahan penyakit ikan, kami juga berharap bisa menyelesaikan masalah mengenai budidaya ikan mulai dari kualitas air, pemberian pakan, manajemen budidaya yang baik dan benar, dengan tujuan untuk menghasilkan budidaya yang optimal,” sambungnya.
Terkait target klinik ikan kedepan, Faizal menargetkan tidak hanya komoditas air tawar saja yang ada di klinik ikan tersebut. Akan tetapi komoditas air payau menjadi fokus penting Faizal dan tim, mengingat Kabupaten Banyuwangi menjadi sentra budidaya udang. Sehingga hadirnya klinik ikan di tengah masyarakat pembudidaya, diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan penyakit maupun masalah budidaya ikan di Kabupaten Banyuwangi.
“Kedepannya kita juga akan merambah juga ke budidaya laut, karena di Kabupaten Banyuwangi banyak dikembangkan usaha budidaya laut. Namun untuk sementara waktu, kita masih fokus di komoditas air tawar terlebih dahulu,” katanya.
Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama
Editor: Khefti Al Mawalia