Universitas Airlangga Official Website

Awalnya Hanya Kelakar Biasa, Kini Jadi Kenyataan

Ahsan Maulana Fazri (foto: dok pribadi)

 “Hidup yang tak pernah dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan,” Sutan Sjahrir 

UNAIR NEWS – Naik ke podium bersama orang tua saat wisuda mungkin menjadi impian banyak anak. Namun, nyatanya kesempatan tersebut tidaklah didapatkan dengan cuma-cuma. Umumnya, hanya bagi wisudawan berprestasi ataupun wisudawan terbaik saja yang dapat mengajak orang tua maju ke podium depan. Impian tersebut nampaknya berhasil diwujudkan jadi kenyataan oleh Ahsan Maulana Fazri. Berhasil kantongi tiket wisuda UNAIR periode 244, Ahsan meraih gelar Wisudawan Terbaik program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Ahsan berhasil menjadi wisudawan terbaik setelah menuntaskan masa studi selama 3 tahun 11 bulan. Tak tanggung, ia pun mendapatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang nyaris sempurna, yakni 3,95. “Menjadi seorang wisudawan terbaik merupakan cita-cita lama saya sedari SMP. Waktu itu, saya berkelar kepada ibu saya bahwa suatu saat saya akan membawa kedua orang tua naik podium di acara wisuda saya,” tutur Ahsan. 

Menjadi mahasiswa yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan organisasi bukanlah hal yang mudah. Antara organisasi dan tanggung jawab kuliah harus dapat seimbang. Tak jarang, keaktifan seorang mahasiswa dalam organisasi justru mengganggu tanggung jawab utamanya sebagai mahasiswa.  

Namun tampaknya hal tersebut tidak berlaku bagi Ahsan. Selama berkuliah, ia mengaku turut aktif dalam berbagai kepanitiaan dan organisasi kampus. Ia tergabung dalam Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen dan menjadi Manajer Divisi Knowledge.  

“Sejak awal kuliah, saya berusaha untuk selalu fokus pada tujuan saya, yaitu tidak hanya meraih prestasi akademik, tetapi juga berkembang di luar kelas. Saya terlibat aktif di berbagai macam kegiatan, baik kepanitiaan fakultas ataupun universitas, dan HIMA prodi,” jelasnya.  

Di samping kesibukannya berorganisasi dan kuliah, Ahsan kerap mengikuti berbagai macam kompetisi dan menjadi Awardee BSI Scholarship. Hal itu tentu menjadi bukti bagaimana ia bisa menyeimbangi kewajiban akademik maupun non akademik.  

“Saya mengatur waktu dengan baik antara belajar, organisasi, dan mengikuti berbagai kompetisi bisnis. Ada momen di mana saya harus berkorban, seperti mengurangi waktu untuk bersantai demi menyelesaikan tugas, atau harus mengurangi waktu tidur saya untuk mempersiapkan perlombaan,” tutur Ahsan. 

Setelah lulus nanti, ia telah memiliki rencana untuk berkarir yang linier dengan bidang keilmuannya. Ia juga berencana untuk terus memperdalam pengetahuannya, baik dengan lanjut studi ataupun mencari pelatihan bersertifikasi.

Penulis: Syifa Rahmadina 

Editor: Yulia Rohmawati