Universitas Airlangga Official Website

Bahas Hak Masyarakat Hukum Adat, Delegasi MYMA FH Juara I LKTI Nasional

Delapan mahasiswa delegasi MYMA Fakultas Hukum Universitas Airlangga berpose bersama membawa piagam penghargaan
Mahasiswa delegasi MYMA FH UNAIR menerima penghhargaan juara I dalam Parahyangan Legal Competition (Foto: Dok. Narasumber)

UNAIR NEWS – Soroti permasalahan hak masyarakat hukum adat, Delegasi Masyarakat Yuris Muda Airlangga (MYMA) FH UNAIR sabet juara I dan piala bergilir lomba karya tulis ilmiah (LKTI) Parahyangan Legal Competition 2024. Delegasi tersebut terdiri dari Deah Ajeng Pramudita, Yono Sugi Anom Darmawan, Janice Susanto, Kirana Talita Wiharto, Jhony Satria Purba, Agnis Zediana.

Deah Ajeng Pramudita menjelaskan bahwa persiapan lomba berlangsung kurang lebih dua bulan. Babak final mereka ikuti pada Minggu (8/12/2024), dengan menghadirkan empat finalis lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ia menambahkan bahwa lomba kali ini mengusung tema Transformasi Hukum Berlandaskan Pancasila dalam Mencapai Sasaran Utama Visi Indonesia Emas 2045.

Deah menjelaskan bahwa timnya mengangkat peran masyarakat hukum adat terkait komoditas hasil hutan. Menurutnya, perlu terdapat perancangan regulasi untuk memberikan perlindungan dan mekanisme persetujuan masyarakat hukum adat terkait hasil hutan di Indonesia. Tidak hanya mengenai hasil hutan yang dijual di lingkup nasional, tetapi juga lingkup internasional.

Delapan mahasiswa delegasi MYMA Fakultas Hukum Universitas Airlangga berpose bersama membawa piagam penghargaan
Mahasiswa delegasi MYMA FH UNAIR menerima penghhargaan juara I dalam Parahyangan Legal Competition (Foto: Dok. Narasumber)Mahasiswa delegasi MYMA FH UNAIR menerima penghhargaan juara I dalam Parahyangan Legal Competition (Foto: Dok. Narasumber)

“Sejauh ini belum ada pengaturan regulasi yang jelas untuk melindungi hak masyarakat hukum adat dalam memberikan persetujuan terhadap pengelolaan hasil hutan. Hakikatnya masyarakat hukum adat juga memiliki hak untuk menyetujui atau tidak hutannya digunakan untuk produksi. Terlebih jika dipasarkan di pasar internasional,” jelasnya.

Melalui pendekatan yuridis dan sosiologis, Deah mengakui perlu riset yang lebih mendalam. Tentunya tulisan yang ia dan tim buat harus memberikan gagasan untuk memberikan nilai tambah untuk meraih juara. “Kami menggagas untuk menemukan sesuatu yang komprehensif antara kebermanfaatan ekonomi, hak asasi masyarakat hukum adat, dan tentu komitmen perubahan iklim,” ungkapnya.

Deah mengungkapkan bukan hal yang mudah untuk mempertahankan juara karya tulis dua tahun berturut-turut. Menjaga konsistensi juara, menjadi tantangan tersendiri bagi delegasi untuk tetap memberikan yang terbaik. Lebih lanjut, inovasi dan kekompakan menjadi kunci keberhasilan tim pada saat presentasi di babak final.

“Kami sangat senang dan bangga untuk mampu menyelesaikan lomba ini dengan hasil yang maksimal. Bagi seluruh mahasiswa UNAIR, tetaplah semangat dan jangan pernah berhenti mengejar prestasi, karena menjadi kebanggaan tersendiri untuk mampu membawa harum nama UNAIR baik nasional maupun internasional,” pungkasnya.

Penulis: M. Akmal Syawal

Editor: Yulia Rohmawati