Universitas Airlangga Official Website

BAPPENAS Bekali Akademisi UNAIR Metadata dan Integrasi Indikator SDGs

Rachman Kurniawan dalam sesi tanya jawab (Foto: PKIP UNAIR)
Rachman Kurniawan dalam sesi tanya jawab (Foto: PKIP UNAIR)

UNAIR NEWS – Sehubungan dengan pelaksanaan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang diselenggarakan oleh SDGs Center Universitas Airlangga (UNAIR), Akademisi UNAIR mendapatkan pembekalan khusus. Dalam hal ini, pembekalan diberikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dalam kegiatan Training of Trainers (ToT). 

Kegiatan ini terlaksana pada Senin (21/7/25) di Ruang Bayu Kinara, Airlangga Convention Center, Kampus MERR-C UNAIR. Materi kedua pada hari pertama ToT ini disampaikan oleh Asmen Pilar Lingkungan, Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Fitriyani Yasir. Materi yang dibawakan mengenai Metadata Indikator dan Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD SDGs).

Pada materinya,  ia menjelaskan bahwa sebagai acuan implementasi SDGs di tingkat nasional dan daerah, terdapat rencana aksi (Renaksi). Renaksi adalah dokumen rencana kerja lima tahun untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung mendukung pencapaian target nasional dan daerah.

Fitriyani Yasir saat memaparkan materi (Foto: PKIP UNAIR)
Fitriyani Yasir saat memaparkan materi (Foto: PKIP UNAIR)

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dalam proses penyusunan Renaksi SDGs nasional dan daerah melibatkan empat platform partisipatif. Platform tersebut melibatkan aktor-aktor nonpemerintah, sebagai contoh filantropi, pelaku usaha dan akademisi. 

“Pelibatan berbagai stakeholder ini guna meningkatkan daya ungkit dan efektivitas dari program dan kegiatan dalam RAD SDGs yang dilaksanakan oleh lintas pemangku kepentingan. Koordinasi ini memperluas cakupan program dan menghindari duplikasi kegiatan,” ucapnya.

Lalu, ia juga menjelaskan mengenai Metadata Indikator Indonesia adalah dokumen acuan atau rujukan atas indikator-indikator nasional TPB/SDGs di Indonesia. Metadata juga memberikan pengertian dan pemahaman yang sama kepada seluruh pemangku kepentingan.  

“Fungsi dari metadata indikator yang menjadi acuan untuk pengukuran pencapaian TPB/SDGs Indonesia. Supaya dapat dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia serta keterbandingan antar provinsi dan antar kabupaten/kota di Indonesia,” jelasnya. 

Selain materi tentang metadata, terdapat pula materi mengenai Integrasi Indikator SDGs dan Nomenklatur Pembangunan Daerah. Manager Pilar Pembangunan Lingkungan, Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs, Rachman Kurniawan menyampaikan materi tersebut. Pada materi ini ia menjelaskan bahwa perlu adanya pengintegrasian indikator. 

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pendampingan merupakan hal yang sangat penting. Namun, pendampingan ini juga mempunyai treatment yang berbeda-beda setiap bidangnya. Sebagai contoh bidang kesehatan tidak bisa disamakan dengan bidang sosial. 

Ia menambahkan bahwa integrasi ini penting karena untuk mencapai sebuah goal perlu adanya sebuah kegiatan yang bisa mencapai goal tersebut. “Pengintergrasian ini penting untuk melihat apakah yang ada pada rencana SDGs ini berbeda dengan rencana kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” tuturnya. 

Penulis: Rizma Elyza

Editor: Yulia Rohmawati