Universitas Airlangga Official Website

BBK UNAIR Warugunung Ciptakan Inovasi E-boosting untuk Warga

Kelompok KKN BBK di Desa warga Warugunung, Kecamatan Pacet, Mojokerto membuat inovasi berupa pupuk kompos dari limbah pohon bambu (Foto: Dok. Tim KKN BBK Warugunung)
Kelompok KKN BBK di Desa warga Warugunung, Kecamatan Pacet, Mojokerto membuat inovasi berupa pupuk kompos dari limbah pohon bambu (Foto: Dok. Tim KKN BBK Warugunung)

UNAIR NEWS – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Belajar Bersama Komunitas (BBK) UNAIR berupaya meningkatkan kesadaran warga akan kepedulian lingkungan. Mereka menggelar edukasi dan aksi pembuatan produk inovasi dengan memanfaatkan limbah atau sampah.

Kelompok KKN BBK di Desa Warugunung, Kecamatan Pacet, Mojokerto membuat inovasi berupa pupuk kompos dari limbah pohon bambu. Mereka adalah Yasmin Putri Fatikha (FISIP), Sarah Aisya (FK), Imelda Riza Amalia (FISIP), Hafidhoh Maulidiyah (FIB), Alia Yassinta Echa Putri (FIB), Soviya Oktaviana (FKp), Muhammad Chusnul Ma’arief (FKp), Gilang Dwi Permana (FV), Muhammad Nazhif Taufiqullah (FTMM), dan Vidyana Yulianingrum (FTMM).

Setiap hari Minggu wage dan kliwon, Desa Warugunung rutin menggelar Pasar Keramat. Itu adalah pasar tradisional yang unik. Pelaksanaannya di tengah hutan bambu dan transaksi tidak melibatkan uang, melainkan koin gobog. Warga bergotong royong membersihkan lokasi pelaksanaan Pasar Keramat sebelum acara tersebut digelar.

Umumnya, warga mengumpulkan daun-daun bambu yang berserakan di lokasi kemudian membakarnya. Asap pembakaran tersebut kerap menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu pernapasan warga. Selain itu, proses pembakaran juga dapat menimbulkan bahaya lain, seperti potensi kebakaran hutan dan pencemaran tanah atau air.

Kelompok KKN BBK di Desa berupaya untuk mengatasi masalah tersebut. Mereka mengadakan edukasi dan aksi pemanfaatan limbah bambu sebagai pupuk kompos pada Sabtu (20/7/2024). Kegiatan tersebut berlangsung usai gotong royong warga membersihkan lokasi pelaksanaan Pasar Keramat.

“Daun bambu kaya akan unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mengandung senyawa antibakteri. Itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama atau penyakit,” ungkap Yasmin, salah satu penanggungjawab program kerja tersebut.

Masyarakat antusias dalam menyambut dan mengikuti kegiatan tersebut. Beberapa di antaranya turut serta melakukan aksi pembuatan bersama kelompok KKN BBK. Bahkan, mereka berbondong-bondong meminta hasil pupuk untuk tanaman di rumah.

Yasmin dan kelompok KKN BBK berharap bahwa program kerja pembuatan pupuk kompos tersebut mampu mengurangi kebiasaan pembakaran limbah organik. Dengan memanfaatkannya sebagai sebuah inovasi, limbah bambu menjadi produk yang ramah lingkungan dan bernilai guna tinggi.

Penulis: Tim BBK 4 UNAIR Warugunung

Editor: Yulia Rohmawati