UNAIR NEWS – Di era digital seperti sekarang ini, kemampuan dalam membuat desain sangat diperlukan. Hal itulah yang mendorong Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Kementrian Media dan Branding mengadakan kelas desain grafis bertajuk “Belajar dan Berkreasi dengan Adobe Illustrator”.
Kelas yang diselenggarakan dibuka secara gratis bagi 20 orang mahasiswa FIB. Acara berlangsung pada Jumat (20/09/2019) bertempat di Ruang 316, FIB UNAIR.
Kelas desain grafis yang diadakan Kementrian Medbrand FIB itu bertujuan memberi edukasi tentang dasar-dasar dalam membuat desain. Selain itu, kelas juga dibuka dengan harapan dapat melahirkan kader-kader baru penerus desain di FIB.
Desain grafis berfungsi sebagai media komunikasi sekaligus promosi. Maka dari itu diperlukan banyak penerus desain grafis di FIB yang kompeten untuk mempromosikan setiap event di FIB. Yang tak kalah penting, desain juga bermanfaat dalam mem-branding organisasi mahasiswa (ormawa) yang ada di lingkungan FIB.
Pemateri kelas desain yang dihadirkan adalah mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (2016) Dian Agustin atau yang akrab disapa Dian, dan Septheana Yolanda atau yang akrab disapa Olan. Kemampuan mereka dapat diakui sebab sudah cukup lama berkecimpung dalam dunia desain grafis.
Dian dan Olan dipercaya membuat banyak karya desain untuk event-event besar di FIB maupun freelance desain sesuai permintaan client atau masyarakat umum. Materi yang disampaikan dalam pertemuan itu adalah pengetahuan dasar dalam elemen desain. Antara lain, pengenalan mengenai bitmap, vector, layout, fungsi white space, palet warna, resolusi, perbedaan JPG dan PNG, juga jenis-jenis font dan tools yang ada di Adobe Ilustrator.
“Tentukan dulu desain yang kalian buat itu untuk dicetak atau dipublikasi pada website. Saranku saat ingin membuat desain untuk dicetak gunakan skema warna CMYK. Namun jika ingin dipublikasi gunakan skema warna RGB,” ungkap Dian kepada peserta kelas desain.
“Tips untuk kalian saat ingin mencetak hasil desain, export desain kalian dengan format PNG agar warna pada desain tetap sama dengan hasil cetak,” tambah Dian.
Sementara itu, Olan menjelaskan cara menentukan resolusi yang digunakan untuk desain. Apabila membuat desain poster dan stiker, gunakan resolusi 300 dpi. Namun jika membuat desain untuk banner besar lebih dari satu meter, resolusi 72 dpi sudah cukup digunakan. Dalam pertemuan itu Olan juga mengungkapkan perbedaan format JPG dan PNG.
“Format PNG tidak mengubah kualitas desain namun ukuran filenya besar. Sedangkan JPG kualitas desainnya bisa menurun namun ukuran filenya kecil,” pungkas Olan.
Setelah semua peserta diberikan pengetahuan tentang elemen dasar dalam desain, Dian dan Olan mengajak para peserta untuk mempraktikkan langsung cara mendesain menggunakan Adobe Ilustrator untuk membuat poster mengenai acara kelas desain pada hari itu.
“Aku merasa berbeda saat menggunakan Adobe Ilustrator dibanding dengan Corel Draw. Rasanya jauh lebih user friendly menurutku saat memakai Corel Draw. Tapi aku senang bisa belajar Adobe Ilustrator karena ini jadi pengalaman baru buatku mengenal software desain selain Corel Draw,” begitu kesan yang disampaikan oleh Lesti, salah satu peserta kelas desain.
Program kelas desain itu akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya pada 27 September 2019. Peserta yang sudah mengikuti pertemuan kelas desain dua kali berhak mendapat sertifikat ber-SKP dan ilmu yang bermanfaat dari Kementrian Media dan Branding. (*)
Penulis : Nivke Sabatimy
Editor : Binti Q Masruroh